PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) membocorkan kisi-kisi pembagian dividen pada 2025 mendatang. Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini menyampaikan komitmen perusahaan untuk membagikan dividen secara optimal.
Dia mengatakan, pembagian dividen tahun depan belum diputuskan dan masih mempertimbangkan kondisi pasar. Dengan memastikan pembagian dividen tersebut tidak akan turun dari tahun lalu yaitu 50% dari total laba perusahaan.
"Kalau tahun lalu 50% (dari total laba bersih), jadi tetap kita jaga 50 seperti tahun lalu,” katanya di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Kamis (15/8).
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BNI pada Senin (4/3) memutuskan untuk mendistribusikan dividen sebesar Rp 10,45 triliun. Pembayaran dividen tersebut telah dilaksanakan pada 2 April 2024.
Pada saat itu, Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar menyebut pembagian dividen tersebut karena perusahaan membukukan laba Rp 20,9 triliun pada 2023.
Jumlah ini setara dividen Rp 280,49 per saham dengan rasio pembayaran dividen mencapai sekitar 50% dari laba tahun 2023. Sementara sebanyak Rp 6,27 triliun akan mengalir ke kas negara.
“Kenaikan dividen tersebut karena perusahaan yang membukukan laba senilai Rp 20,9 triliun pada 2023,” ujar Royke.
Kinerja Keuangan dan Saham BBNI
Bank BNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 20,90 triliun sepanjang 2023. Rekor laba itu naik 14,18% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 18,31 triliun pada 2022.
Diikuti pendapatan bunga sebesar Rp 61,47 triliun pada 2023, atau naik 12,46% dari Rp 54,65 triliun pada 2022. Namun, pendapatan bunga bersih turun dari Rp 41,32 triliun menjadi Rp 41,27 triliun.
Sementara itu, perdagangan saham BBNI pada penutupan sesi pertama pada Jumat siang (16/8) terpantau naik 1,43% ke Rp 5.325 per lembar. Dalam sepekan, saham BBNI menguat 3,90% dan dalam setahun ini sudah melonjak 19,33%.
Hari ini saham BBNI berada di rentang 5.275-5.350 per lembar. Dengan nilai transaksi Rp 97,49 miliar dan 2.284 kali transaksi, serta kapitalisasi pasar senilai Rp 198,61 triliun.