Otoritas Hong Kong terus beruoaya mencari skema pendanaan yang paling pas untuk investasi hijau dan berkelanjutan. Salah satu yang disiapkan adalah menarik dana dari family office.
Mereka bahkan menyiapkan sejumlah hal untuk menarik pendanaan dari family office. Beberapa di antaranya sistem perpajakan, pendefinisian family office, hingga insentif.
"Kami sedang berkonsultasi dengan industri," kata Sekretaris Tetap untuk Layanan Keuangan, Pemerintah Daerah Administratif Khusus Hong Kong, Salina Yan dalam sebuah acara seminar di Hong Kong, Rabu (31/10).
Selain family office, Hong Kong juga mengincar pembiayaan berkelanjutan dari filantropi. Ini karena di wilayah tersebut ada 10 ribu yayasan yang beroperasi.
"Karena bukan saja motif sosial, tapi ada keuntungan (finansial)," katanya.
Salina juga mengatakan pembiayaan campuran alias blended finance ini akan terus berkembang di masa depan. Apalagi menurutnya, Hong Kong merupakan salah satu pusat keuangan yang bisa mendukung formula pembiayaan hijau berjalan.
"Kami dan pemangku kebijakan akan mendukung dengan aktif," katanya.
Mengutip Investopedia, family office adalah firma penasihat pengelolaan kekayaan swasta yang melayani nasabah super kaya atau ultra-high-net-worth individuals.
Firma ini berbeda dari wealth fund management, sebab menawarkan solusi total untuk mengelola kebutuhan keuangan dan investasi individu atau keluarga kaya.
Luhut Binsar Pandjaitan saat menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritian dan Investasi juga sempat mengusulkan pembentukan family office ke Presiden Joko Widodo. Tujuannya, adalah agar orang-orang kaya dari luar negeri mau menempatkan uangnya di Indonesia.
Pemerintah memproyeksi pengelolaan dana orang kaya melalui jenis firma ini bisa mencapai US$ 500 miliar dalam beberapa tahun ke depan. Ini setara dengan Rp 8.160 triliun.