Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menanggapi soal kenaikan nilai bitcoin usai Donald Trump memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS). Bahkan, nilai Bitcoin sudah melewati angka US$ 80 ribu atau Rp 1,27 miliar.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD) OJK, Hasan Fawzi melihat kenaikan transaksi bitcoin tersebut sebagai sinyal positif.
“Saya kira ini angin segar di satu sisi, karena mulai ada banyak pemerintah yang melihat bukan hanya dari sisi transaksi, tapi pemanfaatan teknologi dan aset kripto bisa juga diarahkan ke hal yang sifatnya positif,” kata Hasan saat dijumpai di Wayang Bistro, Jakarta, Senin (11/11).
Hasan meminta para investor bersikap hati-hati dan memahami risiko tinggi dalam investasi kripto. “Yang kami ingin dorong terlebih dahulu adalah bagaimana seluruh masyarakat yang ingin mulai terlibat dalam kegiatan aset kripto, mendapat pemahaman yang cukup dan memadai,” ujar Hasan.
Pihaknya pun gencar memberi edukasi kepada masyarakat. Salah satunya dengan mendorong asosiasi kripto untuk memberi edukasi terkait manfaat dan risiko investasi pada instrumen tersebut agar masyarakat semakin paham.
Tercatat bitcoin sudah mencapai level tertinggi baru sepanjang masa mendekati US$ 81.000 (Rp 1,27 miliar). Hal ini menunjukkan bahwa para investor melihat prospek Bitcoin akan naik lebih tinggi pasca Trump memenangi Pilpres AS. Trump merupakan kandidat calon presiden yang pro terhadap investasi kripto.
Di bursa berjangka Deribit, investor bertaruh harga Bitcoin akan melampaui US$ 90.000 (Rp 1,4 miliar), atau lebih dari US$2,8 miliar (Rp 43,88 triliun). Deribit mencakup sebagian besar pasar opsi luar negeri.
“Bias pasar opsi sangat mengarah pada momentum yang berkelanjutan. Opsi beli (call option) diperdagangkan dengan harga premium untuk jual, dan minat terbuka pada opsi beli telah berkembang,” kata Vetle Lunde, Kepala Penelitian K33 Research, kepada CNBC.
Mengubah AS Jadi Ibu Kota Kripto
Pada masa kampanye, Trump berjanji untuk mengubah AS menjadi “ibu kota kripto di planet ini.” Ada banyak janji Trump kepada komunitas kripto, termasuk meluncurkan cadangan kripto nasional senilai lebih dari US$16 miliar (Rp 250,7 triliun) Bitcoin yang telah dikumpulkan pemerintah AS melalui penyitaan aset, serta memangkas suku bunga.
Biasanya, pelonggaran kebijakan moneter selaras dengan lonjakan harga kripto karena membuat harganya menjadi lebih murah untuk meminjam uang. Pada Kamis (7/11) lalu, Bank Sentral AS atau The Fed menyetujui penurunan suku bunga kedua secara berturut-turut.
Hal ini berkat hasil Pemilu AS dan kebijakan The Fed usai kembali memangkas suku bunga acuan, yang mendorong pasar kripto melonjak hingga akhir pekan. Tercatat kinerja Ether melampaui kenaikan Bitcoin, naik 30% dalam tujuh hari terakhir, sedangkan Solana mencapai kapitalisasi pasar US$100 miliar (Rp 1.567 triliun), pada Minggu (10/11).
Total kapitalisasi pasar dari semua ETF Bitcoin spot berada di atas US$80 miliar (Rp 1.254 triliun). Dalam tiga hari perdagangan terakhir, aliran dana di ETF Bitcoin spot secara kolektif bertambah US$2,3 miliar (Rp 36,04 triliun).