Holding Perkebunan Indonesia PT Perkebunan Nusantara III atau PTPN III mulai masuk pasar ritel dengan menjual gula untuk konsumsi. Pada masa giling 2020, perseroan memulai dengan kapasitas gula konsumsi sekitar 40.000 ton atau setara dengan 40 juta kemasan, yang akan dijual sebesar 1 Kilogram (Kg) per kemasan.
Direktur Pemasaran PTPN III Dwi Sutoro mengatakan jumlah gula konsumsi yang dijual oleh perseroan akan terus dikembangkan sebagai bagian dari rencana strategi grup 5-10 tahun ke depan.
Langkah PTPN III masuk ke pasar ritel ini dilakukan agar perseroan dapat berkontribusi menjaga harga gula di tingkat konsumen sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), yaitu Rp 12.500 per Kg.
"Masuk ke pasar ritel menjadi langkah kami menjaga pasokan gula konsumsi dan stabilitas harga gula nasional," kata Dwi, dalam konferensi pers, Rabu (5/8).
Guna menjamin menjamin harga di konsumen sesuai HET, perseroan akan menjual gula konsumsi kepada distributor dengan kisaran harga Rp 11.600-Rp 11.700 per Kg. Menurut Dwi harga tersebut dapat memberikan keuntungan yang sesuai kepada distributor.
Gula konsumsi ritel tersebut mulai didistribusikan perseroan pada Juli 2020 sampai musim giling tahun depan, yaitu Juli 2021. Distribusi akan dilakukan melalui 65 koperasi dan tujuh pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang menjalin kemitraan dengan enam anak perusahaan PTPN III.
Dalam mendukung ketersediaan pasokan PTPN tetap menggandeng petani tebu rakyat dalam meningkatkan produksi tebu. Hal ini dilakukan untuk menjaga kestabilan harga di tingkat petani sehingga minat petani diharapkan tetap tinggi untuk memproduksi tebu.
"Sehingga secara langsung menambah kapasitas gula konsumsi dan menaikkan kesejahteraan petani tebu," ujarnya.
Direktur Utama PTPN III Muhammad Abdul Ghani menambahkan, perseroan menargetkan produksi gula konsumsi tahun ini sebanyak 1 juta ton. Jumlah tersebut berasal dari areal tanaman tebu milik grup, yakni PTPN II, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII dan PTPN XIV, serta lahan petani.
Ia mengatakan total luas lahan keseluruhan sekitar 168.000 hektare, dengan proyeksi tebu untuk digiling sebanyak 12,2 juta ton.
Untuk mencapai target produksi tersebut perseroan telah menyiapkan peralatan pabrik lengkap dengan investasi untuk maintenance. Selain itu, perseroan juga akan melakukan analisa pendahuluan sampel tebu serta persiapan tebang, muat dan angkut untuk menjamin efisiensi giling.
Adapun, merek gula konsumsi tersebut akan disesuaikan dengan merek atau brand setiap anak perusahaan PTPN III yang sudah ada di daerah masing-masing.
Secara perinci, PTPN II dengan area sekitar Sumatera Utara menggunakan merek brand Walini, yang juga akan digunakan oleh PTPN VII sekitar area Lampung.
Kemudian PTPN IX area Jawa Tengah menggunakan brand Banaran dan PTPN X area Jawa Timur menggunakan merek Dasa Manis. Lalu PTPN XI area Jawa Timur akan menggunakan brand Gupalas dan PTPN XIC menggunakan merek Gollata.