Bank Permata Naik Kelas Bermodal Rp 30 Triliun, Sahamnya Meroket 19%

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Seorang wanita melintas di teller PT Bank Permata Tbk, kawasan World Trade Center 2, Sudirman,  Jakarta Selatan (18/3). 
Penulis: Ihya Ulum Aldin
7/10/2020, 13.36 WIB

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan persetujuan prinsip untuk rencana integrasi antara PT Bank Permata Tbk (BNLI) dengan Bangkok Bank Kantor Cabang Indonesia. Realisasi integrasi tersebut ditargetkan bisa rampung pada Desember 2020.

Integrasi ini bisa membuat Bank Permata naik kelas menjadi bank umum kegiatan (BUKU) IV yang total modal intinya lebih dari Rp 30 triliun dan rasio modal lebih dari 30%. Saat ini bank yang sudah ada di kelas BUKU IV seperti Bank Central Asia (BCA), Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), atau Bank CIMB Niaga.

"Jaringan Bangkok Bank yang luas dan kemampuannya di lintas pasar utama Asia, akan saling melengkapi penawaran produk kami dan membawa nilai tambah yang signifikan bagi nasabah Bank Permata," kata Direktur Utama Bank Permata Ridha D.M. Wirakusumah dalam keterangannya, Rabu (7/10).

Penyelesaian integrasi akan ditandai dengan pengalihan aset berkualitas bagus dan liabilitas tertentu Bangkok Bank Kantor Cabang Indonesia secara hukum kepada Bank Permata. Selanjutnya, dilakukan pencabutan izin usaha Bangkok Bank Kantor Cabang Indonesia dalam waktu dua tahun sejak tanggal efektif Integrasi.

Rencana integrasi ini sejalan dengan persetujuan yang diberikan OJK kepada Bangkok Bank Public Company Limited terkait akuisisi 89,12% kepemilikan saham atas Bank Permata pada 20 Mei 2020. OJK mensyaratkan konsolidasi perbankan di Indonesia dengan melakukan Integrasi Bank Permata dengan Bangkok Bank Kantor Cabang Indonesia.

Presiden Bangkok Bank sekaligus Komisaris Utama Bank Permata Chartsiri Sophonpanich mengatakan integrasi ini akan menciptakan nilai bersama. Sebagai satu entitas, Bank Permata bisa memiliki kapabilitas untuk mendukung pertumbuhan nasabah sekaligus memenuhi kebutuhan finansial individu maupun bisnis di Indonesia.

"Kemitraan strategis untuk pertumbuhan ini akan baik, tidak hanya untuk Bangkok Bank dan Bank Permata, melainkan dalam mendukung perekonomian Indonesia dan dapat membuka kesempatan dalam integrasi keuangan Asia Tenggara yang tengah berjalan," kata

Bank Permata akan menjadi bank digital dan komersial, baik untuk nasabah ritel, UMKM, maupun korporasi. Nasabah juga akan terhubung dengan jaringan internasional Bangkok Bank, serta dapat mengakses kesempatan untuk bertumbuh di Asia Tenggara.

Saham Bank Permata Naik Hingga 19% Hari ini

Usai persetujuan dari regulator terkait dengan integrasi Bank Permata dengan Bangkok Bank Cabang Indonesia, investor pasar modal menyambut baik. Saham Bank Permata di pasar modal loncat hingga 19,07% menyentuh harga Rp 1.405 per saham sejauh perdagangan pukul 11.10 WIB.

Selain itu, ada transaksi saham jumbo pada saham Bank Permata hari ini yang dilakukan oleh asing. Tercatat, investor asing melakukan pembelian pada saham Bank Permata yang nilai bersihnya mencapai Rp 4 triliun di pasar non-reguler.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengatakan, sejauh ini belum menemukan informasi detail mengenai transaksi oleh asing tersebut. Dalam kepemilikan Bank Permata pun belum ada informasi dari tambahan saham oleh pengendali saat ini yaitu Bank Bangkok.

"Bisa jadi sih lanjutan dari tender offer-nya. Kepemilikan (Bangkok Bank) tidak bertambah, tapi hanya pindah rekening dari domestik ke asing. Sepertinya akunnya dia-dia juga cuma yang domestik kemarin akun sementara," kata Okie kepada Katadata.co.id, Rabu (7/10).