Rencana Bank Bumi Arta Buka Pintu untuk Semua Platform Digital
PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) menjadi buah bibir dalam beberapa waktu terakhir karena diterpa kabar menjadi target akuisisi induk usaha e-commerce Shopee, Sea Group. Di tengah kabar tersebut, Bank Bumi Arta menargetkan bisa meraup pertumbuhan laba bersih di atas 15% tahun ini.
Presiden Direktur Bank Bumi Arta Wikan Aryono menargetkan pertumbuhan laba bersih sekitar 15% - 17% pada tahun ini. Capaian target ini akan bergantung pada penyelesaian pandemi Covid-19 di Indonesia.
Target pertumbuhan bisnis Bank Bumi Arta menyesuaikan kondisi ekonomi nasional. Sesuai arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara industri, Bank Bumi Arta menargetkan pertumbuhan bisnis 7%-9% pada 2021 ini.
"Dengan catatan, mudah-mudahan kondisi pandemi ini sudah mereda sehingga angka-angka tersebut kemungkinan besar dapat kami capai," kata Wikan dalam paparan publik insidentil, Selasa (23/2).
Perusahaan juga bakal menjaga rasio kredit seret atau non-performing loan (NPL) net di bawah level 1,5%. Agar bisa mengejar target tersebut, saat ini Bank Bumi Arta melakukan perundingan dengan debitur yang dapat bekerja sama dengan baik.
Bank Bumi Arta juga menegaskan komitmennya memenuhi ketentuan OJK terkait modal inti yang tahun ini dipatok minimal mencapai Rp 2 triliun. Hingga triwulan III-2020, modal inti Bank Bumi Arta masih Rp 1,51 triliun. "Kami merasa yakin, hal tersebut akan dipenuhi pada waktunya," kata Wikan.
Total penyaluran kredit Bank Bumi Arta hingga September 2022 mencapai Rp 4,66 triliun atau turun 5,2% secara tahunan. Perusahaan membukukan laba bersih hingga kuartal III tahun lalu Rp 30,45 miliar, turun 18,2% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Bank Bumi Arta Gandeng Semua Platform Digital
Bank yang masuk dalam kelompok usaha (BUKU) II ini pun tengah menjajaki peluang aliansi strategis dengan pelaku industri digital untuk berubah menjadi bank digital. Wikan memaparkan tiga rencana utama transformasi perbankan digitalnya.
Pertama, meningkatkan kemampuan informasi teknologi (IT) BNBA untuk menarik lalu lintas pelanggan dan memungkinkan integrasi lintas platform. Kedua, kemitraan digital. "Kami terus mencari kemungkinan aliansi strategis dengan pelaku industri digital untuk mengeksplorasi peluang sinergi," kata Wikan.
Ketiga, konsolidasi kantor cabang. Bank Bumi Arta akan lebih selektif mengkonsolidasikan kantor cabang fisik dengan penekanan pada akuisisi pelanggan melalui saluran digital. Ini merupakan langkah yang lazim dilakukan bank digital, dengan memperluas jangkauan layanannya tanpa kantor cabang fisik dan mengandalkan omni-channel.
Terkait dengan pencarian aliansi strategis dengan pelaku industri digital, Wikan mengaku akan berkolaborasi dengan semua kemungkinan platform. Mulai dari platform e-commerce, pembayaran digital, online payment, aplikasi jasa transportasi, travel, hiburan, hingga teknologi finansial (fintech).
Meski begitu, Wikan tidak mau merinci perusahaan digital mana yang tengah dijajaki untuk membentuk kemitraan strategis tersebut. "Kami membuka semua opsi-opsi tersebut untuk kami pertimbangkan yang terbaik, untuk kinerja Bank Bumi Arta ke depan, dan untuk kebaikan dari semua stakeholder," kata Wikan.
Wikan menyatakan langkah memasuki perbankan digital sudah dirintis sejak beberapa tahun terakhir. Seperti pada tahun lalu, bank ini membuka layanan individual internet banking untuk nasabah ritel. Bank Bumi Arta meluncurkan layanan virtual account untuk memudahkan rekonsiliasi tagihan.
Dilirik Induk Usaha Shopee
Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata.co.id, Bank Bumi Arta menjadi target akuisisi Sea Group. Induk usaha e-commerce Shopee ini ingin mengembangkan bank digital di Indonesia. Untuk itu, perusahaan digital berbasis di Singapura tersebut akan gencar mengakuisisi bank-bank kecil di Indonesia.
Sebelumnya, Sea Group melalui perusahaan investasinya sudah menguasai saham PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE). Saat ini, proses perubahan kepemilikan dan pengendali bank tersebut masih di tangan OJK.
Meski begitu, kedua bank yang diisukan bakal dicaplok oleh Sea Group tersebut mengaku belum mengetahui soal kabar tersebut. "Perseroan juga baru mengetahui berita dimaksud dari media atau surat kabar," kata Presiden Direktur Bank Bumi Arta Wikan Aryono melalui keterbukaan informasi pada 16 Februari 2021.
Berdasarkan kabar yang beredar, OJK telah meminta Sea Group mengakuisisi bank kecil lain untuk mempercepat konsolidasi perbankan di Indonesia. Karena itulah, selain BKE, Sea Group juga membidik Bank Bumi Arta untuk diakuisisi.
Jika rencana akuisisi dan mendirikan bank digital berjalan mulus, maka Sea Group melalui Shopee akan meramaikan persaingan bisnis bank digital di Indonesia. Sea Group akan bersaing dengan Gojek yang sudah lebih dulu masuk ke bank digital dengan membeli 22% saham PT Bank Jago Tbk (ARTO).
Sea Group memiliki bisnis e-commerce melalui Shopee dan mendominasi pasar game melalui anak perusahaannya, Garena. Sedangkan Gojek memiliki bisnis pembayaran digital Gopay, layanan pesan-antar makanan, dan bisnis kendaraan umum berbasis online.
Jika Gojek bergabung dengan Tokopedia, persaingan industri bank digital dan e-commerce mungkin terpusat pada dua kubu, yakni Sea Group versus entitas gabungan Gojek-Tokopedia.
Adapun, pemegang saham Bank Bumi Arta hingga Desember 2020 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah PT Surya Husada Investment (45,45%), PT Dana Graha Agung (27,27%), PT Budiman Kencana Lestari (18,18%), dan publik (9%).