Pemegang saham utama PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I) sepakat memperpanjang periode eksklusif negosiasi penggabungan kedua bisnis tersebut hingga 30 Juni 2021.
Sebelumnya, Ooredoo dan CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison), para pemilik saham dua perusahaan telekomunikasi tersebut menandatangani nita kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) eksklusif terkait potensi penggabungan bisnis telekomunikasi kedua operator ponsel itu. Kerja sama berlangsung pada akhir Desember 2020 dan berlaku hingga 30 April 2021.
“Pemegang saham kami telah menyatakan mereka membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyelesaikan negosiasi yang telah berlangsung dengan konstruktif ini,” kata H3I CEO Cliff Woo dalam keteranga tertulis, Rabu (28/4).
Menurut Cliff, kedua pihak akan terus bekerja untuk menyelesaikan due diligence serta syarat dan ketentuan kesepakatan.
Pada Januari 2021, Indosat mengungkapkan telah mendapat dukungan pemerintah atas MoU merger tersebut, sejalan dengan rencana pemerintah untuk mendorong konsolidasi di sektor telekomunikasi.
Dengan asumsi penggabungan usaha tersebut dilakukan, setidaknya akan ada dua hasil signifikan yang mungkin terjadi. Pertama, entitas hasil merger akan menantang pangsa pasar PT XL Axiata Tbk (EXCL).
Saat ini, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) memimpin pasar telekomunikasi dengan lebih dari 170 juta pelanggan hingga akhir tahun 2020, diikuti oleh Indosat sebanyak 60,3 juta pelanggan, XL Axiata 57,89 juta pelanggan, dan Tri 36 juta pelanggan. Hingga akhir 2020, jumlah pelanggan PT Smartfren Telecom Tbk tercatat 30 juta.
Dengan kata lain, total pelanggan Indosat dan Tri pasca merger akan mencapai 96,3 juta. Hal itu akan memberi tekanan lebih besar pada bisnis XL Axiata, meski tidak berpengaruh pada bisnis Telkomsel karena sudah menguasai sekitar 50 persen pangsa pasar.
Cakupan gabungan dari Indosat-Tri duo juga berpotensi memulai ekspansi teknologi 5G dengan belanja modal cukup besar. Saat ini, baru dua operator yang tertarik dengan 5G: Telkomsel dan Smartfren.
Pekan ini, Kominfo mengumumkan bahwa Telkomsel dan Smartfren berpotensi memenangkan lelang frekuensi 2,3 GHz. Tri Indonesia awalnya berpartisipasi di dalamnya tetapi menarik kembali keikutsertaannya pada awal April untuk fokus pada proses merger.
Berdasarkan data RTI, harga saham Indosat naik 1,16% atay 75 poin dari Rp 6.450 ke level Rp 6.525 pada penutupan perdagangan Rabu (28/4). Saham ISAT tercatat tumbuh 4,4% dalam kurun satu bulan, bahkan melesat 19,18% dalam periode tiga bulan terakhir.