PT Astra International Tbk (ASII) berencana memproduksi kendaraan listrik di dalam negeri. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah yang terus mendorong penggunaan kendaraan berbasis listrik di Tanah Air.
Kendati demikian, Astra menilai perkembangan industri mobil listrik sangat dipengaruhi oleh permintaan dari konsumen di Indonesia.
Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti mengatakan, Astra akan mencoba untuk melokalisasi produk kendaraan listrik agar tidak perlu lagi melakukan impor. Meski begitu, Tira tidak menjelaskan lebih detail soal rencana tersebut.
"Artinya sudah tidak perlu lagi diimpor, kalau bisa sudah mulai bisa diproduksi di Indonesia," katanya dalam Workshop Wartawan Pasar Modal Group Astra secara virtual, Selasa (25/5).
Namun, perkembangan kendaraan listrik juga dipengaruhi oleh permintaan pasar. Menurut dia, pada akhirnya, faktor yang menentukan kesuksesan kendaraan listrik adalah permintaan konsumen Indonesia, mau atau tidak membeli dan menggunakan kendaraan listrik.
Tira mengatakan, faktor kemudahan masyarakat untuk memiliki kendaraan listrik sangat penting agar sebagian besar masyarakat tertarik. Hal itu merupakan tantangan yang harus dijawab bersama oleh seluruh pelaku industri.
Ia mengatakan, keberhasilan kendaraan listrik di negara-negara lain, tidak lepas dari dukungan pemerintah salah satunya subsidi. "Seperti Tiongkok yang sukses menjual mobil listrik sampai 2 juta unit karena ada support dari pemerintah, insentif-insentif dari pemerintah," kata Tira.
Ia mengakui, teknologi untuk memproduksi kendaraan listrik masih terbilang mahal. Sehingga, untuk mencapai satu harga yang ekonomis, maka harus memenuhi skala volume penjualan tertentu yang dipengaruhi oleh kemampuan daya beli masyarakat.
Selain itu, kesuksesan kendaraan listrik juga perlu memikirkan infrastrukturnya. Pasalnya, jika kendaraan listrik sudah ada dan dibeli masyarakat, tapi untuk stasiun pengisian ulang data tidak tersedia, maka menjadi tantangan lain dari kesuksesan kendaraan listrik di dalam negeri.
"Jadi ini tidak cuma soal memproduksi, dan menjual kendaraan listrik, tetapi juga harus berpikir secara holistik, ketersediaan infrastruktur seperti apa," kata Tira.
Secara umum, Astra tentu mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan kendaraan berbasis listrik di Tanah Air. Pasalnya, hal tersebut merupakan upaya pemerintah untuk menuju perekonomian yang rendah karbon (low carbon economy).
Secara internal, Astra sudah pada tahap memperkenalkan kendaraan elektrifikasi. Sejak 2010, Toyota sudah banyak memproduksi mobil listrik, baik hybrid, plug in hybrid, maupun full battery. Tira mengatakan, totalnya ada sekitar 10 kendaraan listrik yang dijual oleh Astra.
"Tentunya perkembangan akan terus kami cermati. Pada dasarnya Astra bersama partner mendukung agenda pemerintah untuk elektrifikasi kendaraan," kata Tira.