PT Waskita Karya (Persero) Tbk ditunjuk membangun proyek pengarah atau tunnel irigasi Bendungan Rukoh Kabupaten Pidie yang terpanjang di Aceh senilai Rp 456 miliar. Ini merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) pemerintah.
Penunjukkan ditandai dengan penandatanganan kontrak oleh Senior Vice President (SVP) Infrastructure I Division Waskita Karya I Nyoman Agus Pastima dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan II Saturan Non-vertikal Tertentu Pembangunan Bendungan Balai Wilayah Sungai Sumatera I Arifiansyah, baru-baru ini.
Menurut Nyoman, penandatanganan kontrak ini membuktikan Waskita masih dipercaya pemerintah untuk mengerjakan proyek-proyek strategisnya. Kontrak proyek baru berarti bagi perusahaan, terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang.
“Bendungan ini akan dikerjakan dalam waktu 810 hari kalender dan Waskita memiliki delapan lingkup pekerjaan,” kata I Nyoman Agus Pastima dalam keterangan tertulis, Selasa (7/9).
Lingkup pekerjaan yang dimaksud antara lain, pekerjaan bendungan pengarah dan kantong lumpur, saluran suplesi Kr. Inong – Terowongan dengan panjang 5.150 meter, dan bangunan talang dengan panjang 368 meter. Selanjutnya, saluran irigasi dengan panjang 3.275 meter, terowongan pengarah dengan diameter 5 meter dan panjang 1.025 meter.
Kemudian, perusahaan infrastruktur pelat merah ini juga membangun jalan inspeksi saluran pengarah, jalan akses dengan panjang 5.000 meter, dan bangunan fasilitas bendung.
Nyoman optimistis pekerjaan pembangunan bendungan ini bisa berjalan dengan lancar dan selesai tepat waktu.
Sebelumnya, emiten berkode saham WSKT ini juga ditunjuk untuk membangun proyek Bendungan Mbay di Desa Rendubutowe, Nusa Tenggara Timur (NTT) senilai Rp 700 miliar. Seluruh dana pengerjaan bendungan yang menjadi bagian dari proyek strategis nasional (PSN) ini akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021-2025.
“Waskita mengerjakan Bendungan Mbay Tahap I dengan nilai kontrak Rp 700 miliar dan waktu pelaksanaan 1.440 hari kalender,” kata Nyoman yang dikutip dari siaran pers, Senin (30/8).
Sepanjang semester I 2021, Waskita Karya mengantongi laba bersih Rp 33,4 miliar. Capaian ini membalikkan kondisi keuangan perusahaan usai rugi bersih Rp 1,09 triliun pada periode sama tahun lalu.
Presiden Direktur Waskita Destiawan Soewardjono mengungkapkan perbaikan kinerja ini merupakan hasil dari strategi bisnis berupa divestasi infrastruktur jalan tol. Menurut dia, sebagai pengembang jalan tol dengan model bisnis daur ulang aset atau recycling asset, Waskita tidak hanya membangun jalan tol baru, tapi juga mencatatkan laba melalui pelepasan saham badan usaha jalan tol (BUJT).
"Pencapaian laba bersih didukung oleh keuntungan dari divestasi tol pada triwulan II 2021," kata Destiawan dikutip dari siaran pers, Kamis (12/8).
Padahal selama periode Januari-Juni 2021, Waskita membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 4,7 triliun, merosot 41,4% dari Rp 8,03 triliun pada periode sama tahun lalu. Dengan demikian, laba kotor Waskita hanya Rp 172,9 miliar atau anjlok 83,6% dari capaian sebelumnya Rp 1,06 triliun.
Waskita juga mencatatkan total aset sebesar Rp 105,3 triliun per Juni 2021 atau turun tipis dari Rp 105,5 triliun pada Desember 2020. Sementara, liabilitas tercatat Rp 89,7 triliun atau naik Rp 89,01 triliun.
Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian akibat pandemi Covid-19, Waskita mencatatkan arus kas bersih dari aktivitas operasi positif sebesar Rp 673 miliar. Selain itu, Waskita membukukan arus kas aktivitas investasi sebesar Rp 1,7 triliun dan arus kas aktivitas pendanaan sebesar Rp 34,2 miliar.
Hingga 30 Juni 2021, Waskita berhasil meraih nilai kontrak baru sebesar Rp 3,1 triliun. Sekitar 65% dari kontrak baru tersebut berasal dari proyek pemerintah dan BUMN, sementara sisanya berasal dari proyek swasta dan pengembangan bisnis.
Beberapa kontrak yang dimenangkan Waskita antara lain, kontrak pembangunan Masjid Sheikh Zayed Solo, pembangunan Pasar Baru Trade Center Bandung, Pembangunan Kampus UIII tahap III, dan penataan Kawasan Pura Besakih.
Manajemen Waskita menargetkan akselerasi progres seluruh proyek yang sudah ada pada triwulan III dan IV. Pada semester II-2021, Waskita fokus untuk meningkatkan produktivitas operasional dengan beberapa strategi utama, seperti perolehan tambahan modal kerja dengan pinjaman yang dijamin pemerintah, berfokus kembali pada sumber daya alat dan manusia, serta memperkuat implementasi digitalisasi di seluruh proses bisnis.