PT Wijaya Karya (Persero) Tbk berencana membawa tiga anak usahanya melantai di bursa saham secara bertahap dalam tiga tahun ke depan. Emiten konstruksi pelat merah ini menargetkan raihan dana total sebesar Rp 4 triliun dari penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Direktur Human Capital dan Pengembangan Wijaya Karya Mursyid menyebutkan ketiga anak usaha tersebut antara lain, WIKA Industri dan Konstruksi (Wikon), WIKA Realty, dan WIKA Rekayasa Konstruksi (WIKA Rekon).
"Rencana IPO anak usaha pada 2022 adalah bisnis fabrikasi baja, WIKA Industri dan Konstruksi, dengan target budget dana sekitar Rp 1 triliun," ujar Mursyid dalam Paparan Publik Virtual, Rabu (8/9).
Selanjutnya, Wika Realty akan menawarkan saham perdana dengan target raihan dana Rp 2 triliun pada 2023. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari penugasan untuk menjadi Holding Hotel BUMN. Sesuai amanat pemerintah, WIKA Realty akan menjadi induk dari Holding Hotel BUMN. Hal ini dilakukan untuk integrasi dan meningkatkan bisnis hotel-hotel milik negara.
Terakhir, Wijaya Karya akan menyiapkan WIKA Rekayasa Konstruksi untuk go public pada 2024. perusahaan bidang operasional dan pemeliharaan konstruksi itu ditargetkan memperoleh dana Rp 1 triliun dari pasar modal.
Holding Hotel BUMN
Sebelumnya, Wijaya Karya mengumumkan akan menambah penyertaan saham ke dalam WIKA Realty. Selanjutnya, anak usaha tersebut melakukan tukar menukar (inbreng) saham, akuisisi, atau kombinasi inbreng saham dan akuisisi saham sejumlah hotel.
Holding Hotel BUMN ini akan terdiri dari integrasi dan peningkatan nilai 21 hotel milik entitas perusahaan negara. Dari jumlah itu, sebanyak satu hotel yang berasal dari PT Aerowisata (AWS), sembilan hotel yang berasal dari PT Pegadaian (Persero), dan 11 hotel berasal dari PT Hotel Indonesia Natour (Persero).
"Wijaya Karya telah melakukan tambahan penyertaan saham ke dalam Wika Realty sebesar Rp 775 miliar," demikian tertulis dalam pengumuman perusahaan yang terbit Senin (23/8).
Dana itu akan digunakan untuk membeli aset hotel PT Pegadaian, serta membayar transaksi tunai pengambilalihan saham PT Hotel Indonesia Group (HIG), PT Hotel Indonesia Properti (HIPro), dan PT Senggigi Pratama Internasional (SPI).
Untuk melaksanakan Holding BUMN, WIKA Realty selaku perusahaan pengendali telah mengakuisisi saham milik PT Patra Jasa di HIG. Nantinya, Patra Jasa akan mengoperasikan dan mengelola hotel-hotel yang diintegrasi tersebut.