PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) kembali mengubah perjanjian fasilitas kredit bergulir untuk modal kerja atau revolving loan facility yang diberikan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk kesepuluh kalinya. Plafon pinjaman meningkat dari semula Rp 500 miliar menjadi Rp 1 triliun.
Tak hanya itu, fasilitas pinjaman ini juga dapat digunakan oleh PT Iforte Solusi Infotek, entitas usaha TOWR yang sekaligus anak usaha PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Sebelumnya, fasilitas kredit hanya dapat dinikmati oleh Protelindo.
Atas perubahan perjanjian, pihak-pihak terkait menandatangani surat pernyataan pada 23 Desember lalu. Surat ditandatangani oleh perwakilan anak-anak usaha, yakni Protelindo, Iforte, PT Komet Infra Nusantara (KIN), PT Solusi Tunas Pratama Tbk (STP), dan PT BIT Teknologi Nusantara (BIT). dengan BCA.
"Pelaksanaan konsep tanggung renteng oleh Protelindo dan Iforte," kata Sekretaris Perusahaan Sarana Menara Irfan Ghazali dalam keterangan resmi, Selasa (28/12).
Semula, Fasilitas ini pertama kalinya diberikan pada 21 Desember 2016 dan mengalami beberapa kali perubahan, baik nominam maupun pihak penerima pinjaman.
Sebelumnya, emiten menara telekomunikasi berkode TOWR ini mendapatkan fasilitas pinjaman dengan total Rp 3 triliun dari PT Bank BTPN Tbk (BTPN) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).
Fasilitas pendanaan dari BTPN diberikan kepada Protelindo, Iforte, dan SUPR sebesar Rp 1,5 triliun. Pinjaman tersebut dapat digunakan Protelindo seluruhnya. Sementara penggunaan oleh Iforte dan SUPR masing-masing maksimal Rp 500 miliar.
Protelindo, Iforte, dan SUPR memiliki kewajiban tanggung renteng dalam perjanjian fasilitas BTPN. Jangka waktu fasilitas pinjaman hingga 30 Desember 2022. Protelindo akan menjamin kewajiban dari Iforte dan SUPR sehubungan dengan perjanjian fasilitas BTPN.
Sementara itu, fasilitas pinjaman dari CIMB Niaga diberikan kepada Protelindo. Keseluruhan jumlah pinjaman berdasarkan perjanjian fasilitas CIMB Niaga sebesar Rp 1,5 triliun dengan jangka waktu 60 bulan sejak penarikan pertama.
Dalam perjanjian ini, Iforte dan SUPR akan menjamin kewajiban dari Protelindo sehubungan dengan perjanjian fasilitas CIMB Niaga.
Pertimbangan melakukan transaksi dengan institusi perbankan, adalah bank sebagai penyedia dana institusional memungkinkan masing-masing Protelindo, Iforte dan SUPR mendapatkan dana sesuai yang dibutuhkan dan juga syarat dan ketentuan yang baik.
Seperti diketahui, perkembangan menara sejalan dengan kebutuhan telekomunikasi yang meningkat. Telepon seluler merupakan alat komunikasi yang paling banyak digunakan saat ini. Jumlah pelanggannya bahkan melebihi total penduduk Indonesia yang sebanyak 270,2 juta jiwa.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pemakai jaringan telepon seluler mencapai 355,6 juta pelanggan pada 2020. Angka tersebut tumbuh 4,2% dibanding tahun sebelumnya 341,27 juta jiwa.
Menurut jenis pembayarannya, terdapat 345,95 juta (97,28%) pelanggan telepon seluler yang menggunakan metode pembayaran prabayar. Terdapat pula 9,67 juta (2,76%) pelanggan telepon seluler menggunakan metode pembayaran pascabayar.
Berdasarkan data Stockbit, harga saham TOWR konsisten berada di zona hijau sejak Februari 2021. Harga TOWR menyentuh titik tertingginya di posisi Rp 1.590 pada 26 Juli 2021.
Secara tahun berjalan, harga TOWR kini naik 185 poin atau menguat 19,27% menjadi Rp 1.145 per saham dari posisi penutupan akhir 2020 di level Rp 960 per saham.
Namun demikian, selama tiga bulan terakhir, harga saham TOWR bergerak di zona merah dan turun 205 poin atau melemah 15,24% dari posisi Rp 1.345 per saham. Sementara itu, selama sebulan terakhir harga TOWR susut 60 poin atau melemah 5% dari level Rp 1.200 per saham.