PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,5 triliun pada tahun ini. Dana akan digunakan untuk peremajaan kebun sawit, dan penyelesaian ekspansi kapasitas pabrik diesel.
"Kami juga akan meningkatkan kemampuan pabrik rafinasi dalam menghasilkan produk bernilai tambah," demikian tertulis dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, dikutip Senin (21/3).
Selain itu, perseroan juga menargetkan produksi kebun tahun ini dapat tumbuh hingga 5% dengan asumsi cuaca yang baik dan mendukung. Tahun lalu, perseroan mencatat produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 2,42 juta ton, atau turun 6% dibandingkan periode 2020 sebanyak 2,56 juta ton.
Sementara itu, emiten perkebunan sawit tersebut menghasilkan produk sawit baik CPO dan Palm Kernel (PK) sebanyak 700.000 ton, atau lebih rendah dari produksi tahun 2020 sebesar 739.000 ton. Secara rinci, produksi CPO mencapai 550 ribu ton, dan PK sebesar 150 ribu ton.
Hasil produksi TBS dan produk sawit pada tahun 2021 menurun, terutama disebabkan oleh menurunnya luas area yang menghasilkan. Hal itu sehubungan dengan program peremajaan kembali tanaman.
"Serta curah hujan yang tinggi di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah juga turut menjadi faktor turunnya hasil produksi tahun lalu," lanjut manajemen SMAR.
Manajemen SMAR mengatakan, secara fundamental, industri sawit pada 2022 diperkirakan masih menghadapi sisi pasokan dan permintaan yang tetap ketat, didukung oleh keunggulan kompetitif minyak sawit dalam memenuhi permintaan yang terus tumbuh seiring peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan per kapita.
Per 31 Desember 2021 lalu, Sinar Mas Agro memiliki memiliki total 137 ribu hektare perkebunan kelapa sawit, dengan rata-rata umur tanaman 18 tahun. Dari luas tersebut, sebanyak 93% merupakan area yang menghasilkan, sementara 23% adalah plasma.
Selain itu, saat ini SMAR memiliki 16 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas pengolahan mencapai 4,35 juta TBS. Sebanyak empat pabrik rafinasi perseroan menghasilkan 2,88 juta tpa, dengan produk akhir seperti minyak goreng, dan margarin.
Kemudian, sebanyak dua pabrik biodiesel menghasilkan 600 ribu tpa dengan produk akhir biodiesel (FAME) dan gliserin. Adapun, empat pabrik pengolahan inti sawit menghasilkan minyak inti sawit, dan bungkil sawit, sedangkan satu pabrik oleokimia menghasilkan 240 ribu tpa dengan produk akhir fatty acids, gliserin, dan soap noodles.
Berdasarkan laporan keuangan SMAR, perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp 57 triliun pada 2021, atau naik 41% dari sebelumnya sebesar Rp 40,43 triliun. Alhasil, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 2,83 triliun pada 2021, atau naik 84% dari Rp 1,54 triliun pada 2020.
"Perseroan mencatat rekor kinerja di 2021, yang didukung oleh terus menguatnya harga pasar CPO dan industri sawit yang kondusif," tulis manajemen.