Perusahaan pengelola rumah sakit, PT Murni Sadar Tbk resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini (20/4). Harga saham emiten berkode MTMH ini dibuka naik 25% atau 320 poin dari harga awal Rp 1.280 ke level Rp 1.600 pada perdagangan perdananya.
Berdasarkan data BEI, hingga pukul 09.30 WIB, harga saham MTMH terus bertengger di level Rp 1.600 dengan volume saham yang diperdagangkan tercatat 6,49 juta, dan nilai transaksi mencapai Rp 10,38 miliar. Frekuensi transaksi tercatat sebanyak 3.316 kali.
"Penawaran umum perdana adalah tonggak yang penting dalam perjalanan sebuah perusahaan, dan kami senang dapat menjadi bagian dari perusahaan yang tercatat di BEI. Kami berharap dapat menjadi perusahaan pelayanan jasa kesehatan dengan kinerja terbaik," kata Direktur Utama MTMH Mutiara, dalam Seremoni Virtual Pencatatan Perdana Saham MTMH, Rabu (20/4).
Pada masa penawaran umum perdana saham yang berlangsung pada 13-18 April 2022, terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed melebihi 90 kali dari total penawaran porsi pooling.
Adapun, tingginya animo masyarakat diperkirakan karena pertumbuhan usaha yang tinggi di masa mendatang, sebagai salah satu perusahaan yang bergerak pada sektor kesehatan.
Dalam proses initial public offering (IPO), pengelola rumah sakit Murni Teguh ini melepas sebanyak 254,02 juta saham atau sekitar 12,28% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Melalui IPO ini, perseroan mengincar dana segar maksimal Rp 325,14 miliar.
Dari dana hasil IPO, sekitar Rp 181 miliar akan digunakan untuk ekspansi usaha dan modal kerja. Rinciannya, sebanyak Rp 20 miliar akan digunakan untuk belanja modal dalam rangka ekspansi usaha, termasuk renovasi bangunan, serta pembelian peralatan dan perlengkapan medis untuk rumah sakit baru di Bandung, yakni Rumah Sakit Murni Teguh Bandung.
Kemudian, sebanyak Rp 161 miliar akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja, antara lain untuk pembayaran utang usaha, pembelian persediaan berupa barang-barang yang digunakan dalam proses pemberian layanan kesehatan di rumah sakit. Beberapa contohnya yakni, obat, alat kesehatan dan bahan konsumsi, dan pembayaran biaya sewa untuk gedung Rumah Sakit Murni Teguh Bandung.
Sebesar Rp 43,8 miliar akan dipinjamkan ke anak usaha yaitu, PT Murni Sadar Kasih Abadi (MSKA) untuk melunasi seluruh pokok pinjaman MSKA dari Bank BCA.
Lalu, sekitar Rp 30 miliar untuk belanja modal dalam rangka ekspansi usaha MSKA, termasuk untuk pembangunan lanjutan atas Rumah Sakit Murni Teguh Tuban Bali yang telah memulai kegiatan operasional tahap awal pada 12 Desember 2021, serta pembangunan rumah sakit baru di Pematang Siantar dengan nama Rumah Sakit Murni Teguh Pematang Siantar.
Sisa dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja, termasuk untuk pembayaran utang usaha, pembelian persediaan berupa barang-barang yang digunakan dalam proses pemberian layanan kesehatan di rumah sakit.
Murni Sadar merupakan pengelola RS milik keluarga konglomerat pendiri Grup Wilmar, Martua Sitorus. Berdasarkan prospektus yang dirilis, PT Sumatera Teknindo menjadi pemegang saham terbesar dengan kepemilikan 37,12% saham MTMH. ST sendiri didirikan oleh Tijhin Ten Chun, suami dari Mutiara, yang merupakan adik dari Martua Sitorus.
Tijhin juga menggenggam kepemilikan saham MTMH atas nama pribadi sebesar 3,44%. Kemudian, terdapat nama Jacqueline Sitorus yang merupakan putri Martua Sitorus dan memegang sebesar 24,11% saham MTMH.
Adapula Ganda dan Bertha Sitorus, yakni saudara kandung dari Martua Sitorus yang memegang saham MTMH masing-masing sebesar 0,69% dan 1,72%.