PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengungkapkan empat strategi perseroan untuk meraih keuntungan atau profitabilitas yang optimal sepanjang tahun ini. Strategi tersebut juga menjadi landasan perseroan dalam mengembangkan bisnis ke depan.
Sebagai informasi, GoTo membukukan kerugian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6,47 triliun pada kuartal I 2022. Kerugian tersebut meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 1,81 triliun.
Direktur Utama GoTo Gojek Tokopedia Andre Soelistyo mengatakan, perseroan akan mengoptimalkan empat strategi yakni: Pertama, dengan meningkatkan penawaran silang atau cross selling antar platform. Menurut dia, strategi ini menjadi salah satu keunggulan dalam ekosistem GoTo, di mana melalui cross selling ini jumlah pengguna lintas platform meningkat 37%.
"Strategi ini memungkinkan kami untuk mendapatkan pelanggan secara lebih efisien, sementara konsumen mendapatkan kemudahan saat menggunakan ekosistem GoTo untuk memenuhi kebutuhan mereka," kata Andre dalam paparan publik perseroan, Jumat (10/6).
Strategi kedua yang diusung perseroan yakni melalui peningkatan hyperlocal pada layanan logistik dan pemenuhan atau fulfilment. Andre menyebut, strategi ini merupakan pilar kunci dari strategi bisnis perseroan karena memiliki keunggulan, di mana konsumen bisa mendapatkan barang yang sesuai dengan kebutuhan dari lokasi terdekat dengan biaya terjangkau.
Ketiga, perseroan akan mengintegrasikan layanan teknologi finansial atau financial technology (Fintech). Ke depannya, perseroan akan terus meningkatkan penetrasi dompet digital di seluruh ekosistem GoTo, seiring dengan GoPay yang telah mendapatkan izin dompet digital dari Bank Indonesia.
"GoPay telah menjadi opsi pembayaran di Tokopedia yang melampaui ekspektasi kami. Nantinya, kami akan menerapkan sistem e-wallet di seluruh ekosistem GoTo untuk memudahkan konsumen bertransaksi," kata dia.
Terakhir, perseroan akan mengoptimalkan layanan nilai tambah atau value added, yang bertujuan untuk memberikan manfaat lebih bagi mitra pengemudi dan merchant.
Dalam menjalani strategi ini, perseroan akan meningkatkan analitika data dengan memberikan pengalaman yang lebih baik untuk konsumen melalui hasil pencarian atau iklan yang bisa dipersonalisasi. Selanjutnya, GoTo akan meningkatkan layanan iklan, dan menyediakan solusi teknologi bagi mitra pedagang.
"Strategi ini akan membantu kami dalam mencapai profitabilitas, sementara bagi para mitra strategi ini akan menghasilkan pesanan yang lebih banyak dan bisa beriklan secara tepat sasaran untuk meningkatkan penjualan," ujar Andre.
Sebagaimana diketahui, perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia ini menargetkan pertumbuhan pendapatan bruto sebesar Rp 5,3 hingga Rp 5,6 triliun pada kuartal II 2022. Pada periode yang sama, perseroan juga menargetkan dapat membukukan nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) sebesar Rp 142 triliun — Rp 150 triliun.
Tahun ini, perseroan juga akan memaksimalkan potensi pertumbuhan di Indonesia dan Asia Tenggara. Adapun, dengan semakin dilonggarkannya kegiatan masyarakat, perseroan juga mengupayakan peningkatan dan integrasi produk guna memastikan bahwa GoTo dapat terus melayani pertumbuhan kebutuhan dan jumlah pengguna di layanan on demand, e-commerce, dan fintech.
"GoTo juga akan melakukan optimisasi pengeluaran untuk mendukung pertumbuhan, serta tujuan investasi perseroan. Juga, mendorong sinergi ekosistem untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dan mitra," kata Head of Strategic Partnersip GoTo, Reggy Sutanto.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2022, GoTo membukukan kerugian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6,47 triliun. Kerugian tersebut meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 1,81 triliun.
Sementara itu, pendapatan bersih perseroan hingga akhir Maret 2022 tercatat senilai Rp 1,49 triliun atau naik 65,48% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 904,83 miliar.
Angka ini diperoleh dari pendapatan bruto perusahaan senilai Rp 5,23 triliun setelah dikurangi biaya promosi kepada pelanggan senilai Rp 3,73 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Adapun, GoTo membukukan GTV sebesar Rp 140 triliun atau meningkat 46% secara tahunan di kuartal I tahun ini.