PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membuat lompatan kinerja positif pada tahun buku 2021 dengan mencetak laba bersih Rp10,89 triliun. Angka ini tumbuh 232,2% dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
"Sumber pertumbuhan itu adalah layanan digital, di mana BNI Mobile Banking menjadi andalannya. Sebagai Product Champion layanan digital, BNI Mobile Banking mempertebal optimisme Perseroan dalam menapaki 2022," tulis perseroan dalam siaran persnya, Sabtu (18/6/2022).
BNI mengklaim jumlah pengguna mobile banking mereka sudah mencapai 11,8 juta atau naik 32% (yoy) per Mei 2022.
Jumlah transaksi BNI Mobile Banking pun dilaporkan tumbuh 33% (yoy), sementara nominal transaksinya naik 23% (yoy) pada Mei 2022.
"Tentunya raihan ini merupakan cerminan dari upaya kami yang senantiasa melakukan penyempurnaan dan meningkatkan nilai tambah atas layanan yang diberikan melalui BNI Mobile Banking," ujar Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati dalam siaran persnya.
BNI mendorong pertumbuhan akuisisi pengguna dan aktivasi transaksi BNI Mobile Banking melalui berbagai program dan promosi, termasuk dengan menghadirkan fitur transaksional seperti e-wallet, provider telekomunikasi, switching company, dan lain-lain.
Menurut Corporate Secretary BNI Mucharom, laba bersih BNI pada 2021 dihasilkan dari Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) yang tumbuh kuat 14,8% (yoy) sehingga mencapai Rp31,06 triliun.
"Pencapaian ini bahkan menjadi yang tertinggi yang pernah dihasilkan BNI, lebih tinggi dari pendapatan operasional sebelum pandemi. Selain itu, upaya perbaikan kualitas kredit melalui monitoring, penanganan, dan kebijakan yang efektif membuat cost of credit membaik menjadi 3,3%," jelas Mucharom dalam siaran persnya.
Mucharom juga mengklaim ekspansi kinerja BNI ini terus berlanjut pada 2022.
Ia melaporkan laba bersih BNI pada kuartal pertama 2022 sudah mencapai Rp3,96 triliun, tumbuh 63,2% (yoy). Pencapaian ini dihasilkan dari Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) yang tumbuh 7,3% (yoy) menjadi Rp8,5 triliun.
"Pada awal tahun ini profitabilitas tercatat solid, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang menguat. Kualitas kredit terus membaik sehingga menambah kemampuan perseroan dalam mengakselerasi percetakan pendapatan di awal tahun," ujar Mucharom.
"Tingginya transaksi keuangan di platform digital pun menjadi sumber pertumbuhan Fee Based Income (FBI) yang mendorong pertumbuhan laba progresif," lanjutnya.