PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan pengunduran diri Hemant Bakshi dari jabatan komisaris utama perusahaan. Pengunduran diri ini akan berlaku efektif terhitung sejak tanggal 28 Juli 2022. Pengunduran diri Hemant karena mendapatkan tugas baru di perusahaan afiliasi Unilever.
Selain itu, Direktur Unilever Rizki Raksanugraha, juga mengundurkan diri dari jabatannya dengan alasan pribadi. Pengunduran dirinya terhitung sejak tanggal 31 Juli 2022.
Terkait pengunduran diri dua pengurus perusahaan tersebut, Unilever Indonesia akan menyelenggarakan rapat umum pemegang saham pada 28 Juli 2022 mendatang. Perseroan juga akan mengusulkan nama Sanjiv Mehta sebagai Presiden Komisaris Perseroan.
Manajemen Unilever Indonesia menegaskan, tidak ada dampak yang signifikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan dari pengunduran diri keduanya.
Sebelumnya, pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Unilever menyetujui perombakan direksi perseroan. Presiden Direktur Unilever Ira Noviarti mengatakan, pengangkatan jajaran direksi yang baru merupakan upaya perseroan dalam penguatan organisasi. Perombakan direksi ini seiring pengunduran diri dua direktur Unilever, yakni, Badri Narayanan dan Veronika Winanti Wahyu Utami.
"Sumber daya manusia merupakan jantung keberhasilan dari berbagai upaya yang kami lakukan, sehingga penting bahwa perseroan menunjuk pimpinan-pimpinan yang tepat," kata Ira, Rabu (15/6).
Ia meyakini, jajaran direksi yang baru dapat membawa peluang baru bagi perseroan, sehingga kinerja sepanjang tahun ini akan terus meningkat. Menurutnya, inovasi dan agility menjadi kunci dalam membangun bisnis agar terus berkembang dan relevan di tengah begitu banyaknya perubahan.
Sampai dengan periode kuartal pertama tahun ini, emiten bersandi UNVR ini membukukan laba bersih sebesar Rp 2 triliun di kuartal I 2022, atau meningkat 19,02% dari sebelumnya sebesar Rp 1,69 triliun. Berdasarkan laporan keuangan, kenaikan laba perseroan ditopang oleh peningkatan penjualan bersih sebesar 5,40% menjadi Rp 10,83 triliun dari sebelumnya Rp 10,28 triliun.
Penjualan domestik perseroan tercatat sebesar Rp 10,39 triliun atau naik 5,83% dari Rp 9,82 triliun. Sedangkan, penjualan ekspor perseroan turun 3,87% dari Rp 458,05 miliar menjadi Rp 440,31 miliar.
Adapun, total aset perusahaan sampai dengan 31 Maret 2022 terctat senilai Rp 20,39 triliun, meningkat dari posisi 31 Desember 2021 senilai Rp 19,06 triliun. Aset tersebut terdiri dari liabilitas Rp 14 triliun dan ekuitas Rp 6,38 triliun.