PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) menargetkan untuk berinvestasi senilai US$ 500 juta atau Rp 7,5 triliun pada sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik hingga 2025. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan fokusnya pada transisi bisnis energi hijau dan mencapai target carbon neutrality pada 2030.
Direktur Utama TBS Energi, Dicky Yordan menyebutkan, untuk sektor energi terbarukan, TBS Energi, melalui anak usaha, mengalami kemajuan positif dalam pembangunn Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) berkapasitas 6 MW dan on track untuk mencapai data operasi komersial atau Commercial Operations Data (COD) pada Juni 2024.
"Perseroan juga terus melihat peluang dalam mencari proyek-proyek potensial dan aset brownfield atau operasional dengan fokus pada proyek pembangkit listrik tenaga air, angin, tenaga surya," ujar Dicky dalam keterangan tertulis, Selasa (27/9).
Untuk bisnis kendaraan listrik, perseroan terus melanjutkan uji coba kendaraan listrik Electrum yang sudah berjalan dan sedang menyelesaikan rencana bisnis, serta mitra teknologi untuk peluncuran massal.
“TBS Energi akan terus berkomitmen mengembangkan bisnis yang berbasis sustainability (berkelanjutan). Kami sudah menetapkan target untuk mencapai carbon neutrality tahun 2030 dan semua yang kami lakukan ke depan akan berjalan beriringan dengan target tersebut," jelasnya.
Dengan berbagai capaian positif, perseroan yakin akan memperkuat pondasi dalam mewujudkan komitmen pengembangan bisnis ke arah energi baru dan terbarukan yang berkelanjutan.
Pada 2022, perseroan menargetkan belanja modal sebesar US$ 35 juta yang sebagian besar akan dialokasikan untuk bisnis kendaraan listrik dan bisnis energi terbarukan, sejalan dengan komitmen energi hijau perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangan, per 30 Juni 2022, total aset emiten berkode saham TOBA ini tumbuh 2,8% menjadi US$ 881,8 juta dibandingkan 31 Desember 2021. Total ekuitas dalam periode yang sama juga meningkat 11,5% menjadi US$ 394,8 juta dari US$ 354,2 juta per 31 Desember 2021 yang diatribusikan pada laba berjalan selama periode tersebut.
TBS Energi mencatatkan laba bersih US$ 51,2 juta per Juni 2022, atau melonjak 70,7% dari raihan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya.
Perolehan laba bersih ditopang oleh peningkatan pendapatan sebesar 48% menjadi US$ 279,5 juta pada semester I 2022 dari realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 188,8 juta.
Peningkatan pendapatan terutama didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata (ASP) sebesar 82,5%. Faktor lain, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sulut 3 dan Sulbagut 1 mulai beroperasi secara penuh dan telah mencapai COD masing-masing pada Juli dan Desember 2021.
Tak hanya itu, momentum pasar sepanjang 2022 juga berjalan seiring dengan upaya perseroan mendaur ulang pendapatan dari bisnis berbasis bahan bakar fosil menjadi energi hijau.
Perseroan terus berupaya menjadi katalis bagi transisi menuju energi berkelanjutan di Indonesia melalui ambisi mencapai carbon neutrality pada 2030. Hal ini diwujudkan dengan terus menerapkan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam setiap proses bisnis dan investasi sebagai bagian dari komitmen pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan.
Sebagai informasi, TBS Energi Utama merupakan perusahaan energi berkelanjutan yang melaksanakan operasional perusahaan dari hulu ke hilir. Saat ini Perseroan melakukan kegiatan usaha di bidang ketenagalistrikan, pertambangan, perkebunan dan energi terbarukan melalui anak perusahaan.