Jokowi Resmi Luncurkan Vaksin IndoVac Produksi Bio Farma

ANTARA FOTO/Moch Asim/rwa.
Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito menyampaikan sambutan saat "Kick Off" Uji Klinik Fase 3 Vaksin Merah Putih di Aula Fakultas Kedokteran Unair di Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/6/2022).
Penulis: Lavinda
13/10/2022, 14.30 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi meluncurkan sekaligus melakukan penyuntikan perdana Vaksin IndoVac yang diproduksi oleh perusahaan farmasi milik negara, PT Bio Farma (Persero). Peluncuran dilakukan di Gedung Bio Farma, Bandung, Kamis (13/10).

Vaksin dengan nama IndoVac atau Indonesia Vaccine datang langsung dari orang nomor satu di Indonesia.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, hal ini merupakan bukti nyata keseriusan pemerintah dalam membangun ketahanan kesehatan nasional.

"Teringat saat melaporkan pengembangan vaksin BUMN ke Bapak Presiden saat kunjungan ke Korea beberapa waktu lalu. Vaksin IndoVac adalah pemberian nama dari Bapak Presiden, yang hari ini meluncurkan dan mengapresiasi vaksin dengan bahan baku lokal, karya anak bangsa," ujar Erick dalam keterangan tertulis, Kamis (13/10).

Erick mengatakan, IndoVac merupakan hasil kerja sama antara holding BUMN farmasi, Bio Farma, dengan dengan Baylor College of Medicine (BCM) Amerika Serikat (AS).

Bio Farma juga meneken kerja sama dengan perusahaan farmasi Inggris ProFactor Pharma, di KBRI London, Inggris, pada akhir bulan lalu. Dalam kerjasama tersebut, Bio Farma akan mendapat hak eksklusif untuk pengembangan bersama produk darah Recombinant Factor VIII (ProFactor dan Bio Farma) secara global.

"Ini mirip dengan yang dilakukan hari ini kami kerja sama RND (Riset dan Pengembangan), tapi tentu lisensi dan mereknya punya kita. Kemarin kita menandatangani vaksin Hemofilia yaitu kekentalan darah," ujarnya.

Menurut Erick, Indonesia menjadi ‘hub’ produksi untuk vaksin dunia. "ProFactor akan mendistribusikan ke Eropa dan Amerika, Indonesia untuk wilayah Asia, Afrika dan lain-lain. Ini contoh kerja sama yang kami terus dorong ke depan," lanjut Erick.

Selain berdiplomasi ke luar negeri untuk mendapatkan vaksin Covid 19 dua tahun lalu, Erick juga mendorong agar BUMN bisa mengembangkan vaksin Covid 19 sendiri. Erick memiliki keyakinan penuh bahwa BUMN mampu memproduksi sendiri vaksin Covid 19.

Pasalnya, lanjut Erick, Bio Farma selaku induk holding BUMN farmasi telah lama dikenal sebagai salah satu produsen vaksin untuk dunia.

Menurut dia, banyak pihak yang belum mengetahui bahwa Bio Farma adalah produsen vaksin kelima terbesar di dunia, memproduksi tiga miliar dosis vaksin yang diekspor ke 153 negara. "Karena itu sejak awal saya yakin, vaksin Covid-19 di Indonesia bisa diproduksi mandiri, tanpa perlu impor," ujar Erick.

Erick mengatakan, ketahanan kesehatan bersama ketahanan energi dan pangan adalah sesuatu yang penting untuk bangsa Indonesia ke depan, terlebih di era yang terjadi saat ini.

"Di tengah kondisi yang bergejolak di dunia saat ini, penting sekali Indonesia terus bisa mandiri, bahkan berdaulat dalam mengisi kemerdekaannya," ujar Erick.