PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) membukukan laba bersih operasi sebesar Rp 19,42 triliun pada kuartal III 2022 atau tumbuh 4,3% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya atau secara tahunan (year on year/yoy).
Pertumbuhan laba bersih didorong oleh pendapatan konsolidasi yang naik 2,7% secara tahunan menjadi Rp 108,87 triliun. Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) tercatat Rp 59,46 triliun atau tumbuh 2,6%.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan pencapaian ini merupakan hasil dari kinerja operasional perusahaan yang cukup bagus dengan tetap fokus pada langkah transformasi dan strategi utama Five Bold Moves.
“Di tengah tantangan disrupsi, Telkom mampu tumbuh cukup baik dan positif. Kami akan terus melanjutkan implementasi lima strategi Five Bold Moves demi pertumbuhan perseroan yang kompetitif dan berkelanjutan,” kata Ririek melalui siaran pers, dikutip Sabtu (29/10).
Dia menambahkan implementasi lima strategi Five Bold Moves akan memberikan nilai yang optimal tidak hanya bagi perseroan tapi bagi pemegang saham.
Kinerja Positif Anak Usaha Telkom
Kinerja positif juga dibukukan anak usaha Telkom, Telkomsel yang membukukan pendapatan sebesar Rp 66,16 triliun, tumbuh 1,6% yoy. Sebagai bagian dari segmen bisnis Mobile, Telkomsel melayani 159,8 juta pelanggan dengan data payload yang tumbuh hingga 20,7% yoy menjadi 12.128.796 TB.
Sementara konsumsi payload menyentuh 11.785 MB per pengguna layanan data atau tumbuh 17,2% yoy. Sementara itu, investasi Telkomsel di GoTo juga menghasilkan synergy value yang cukup baik bagi perusahaan.
Demi menjaga dan menjamin kualitas jaringan sekaligus fokus pada pengembangan bisnis digital, Telkomsel secara kontinyu membangun Base Transceiver Station (BTS) mencapai 260.815 unit hingga September 2022, tumbuh 6,1% yoy. 210.632 unit di antaranya merupakan BTS 3G/4G/5G.
Sebagai operator seluler pertama yang menawarkan teknologi 5G di Indonesia, Telkomsel terus melanjutkan strategi meningkatkan use case untuk pemanfaatan 5G secara selektif. Caranya melalui pendekatan berbasis permintaan untuk B2C dan B2B dengan kemitraan di sektor manufaktur dan infrastruktur, dukungan di sektor pendidikan dan berpartisipasi dalam acara nasional maupun internasional.
Salah satu wujud implementasi teknologi 5G adalah pada industri pertambangan bersama PT Freeport Indonesia dan MIND ID melalui penerapan 5G Underground Smart Mining pertama di Indonesia pada September 2022 lalu.
Pada segmen Consumer, IndiHome masih menjadi mesin pertumbuhan pendapatan perusahaan dengan kinerja Rp 20,9 triliun atau tumbuh 6,4% yoy. Kontribusi IndiHome terhadap total pendapatan Telkom meningkat menjadi 19,2% dari 18,5% pada periode yang sama tahun lalu.
Dengan penambahan 438 ribu pelanggan baru, hingga September 2022 IndiHome telah melayani 9 juta pelanggan atau tumbuh 6,8% yoy.
Pada segmen Enterprise, Telkom membukukan pendapatan sebesar Rp 13,7 triliun dengan layanan B2B Digital IT Services dan Enterprise Connectivity sebagai kontributor utama pendapatan.
Ke depan, Telkom terus memperkuat kapabilitas di bisnis cloud, termasuk melalui kerja sama strategis dengan pemain teknologi global, di samping terus meningkatkan kualitas dalam memberikan solusi digital kepada pelanggan.
Sementara itu pendapatan segmen Wholesale and International tumbuh 7,6% yoy menjadi Rp 11,3 triliun dikontribusi pertumbuhan pada bisnis layanan suara wholesale internasional, serta bisnis digital termasuk layanan A2P domestik dan internasional.
Pada bisnis menara, Mitratel selaku anak usaha Telkom terus memperkuat posisi sebagai perusahaan tower terbesar di Asia Tenggara melalui kepemilikan sebanyak 35.051 unit tower dengan tenancy ratio 1,44x.
Telkom menilai bisnis tower memiliki peluang besar untuk terus tumbuh didorong permintaan dari bisnis data seluler dan implementasi teknologi 5G. Hingga akhir triwulan III 2022, Mitratel membukukan pendapatan Rp 5,6 triliun, tumbuh 11,5% yoy, dengan EBITDA dan laba bersih tumbuh 15,7% dan 18,1%.
Hingga September 2022, Telkom masih terus fokus menjalankan inisiatif lima strategi utama (Five Bold Moves), dengan penekanan saat ini pada Fixed Mobile Convergence (FMC), InfraCo dan Data Center Co.
Pada inisiatif FMC, baik Telkom maupun Telkomsel tengah menjajaki model bisnis terbaik yang dapat memberikan nilai yang optimal bagi bisnis fixed dan mobile broadband.
Kehadiran FMC diharapkan akan menyediakan berbagai layanan, teknologi, dan harga berdasarkan kebutuhan pelanggan, serta mampu meningkatkan proposisi nilai Telkom Group dan keunggulan yang kompetitif.
Pada inisiatif InfraCo, Telkom akan mengoptimalkan nilai dan utilitas aset infrastruktur baik tower maupun fiber, termasuk dalam hal infrastructure sharing. Selanjutnya untuk inisiatif Data Center, Telkom menjalin kerja sama dengan partner regional dan tengah membangun dua data center yang berlokasi di Batam.
Sementara untuk proses konsolidasi seluruh data center di bawah satu entitas Telkom Data Ekosistem (TDE) juga terus dilakukan dengan estimasi target penyelesaian konsolidasi pada 2024 mendatang.
Hingga September 2022, total belanja anggaran perseroan mencapai Rp 21,7 triliun atau 19,9% dari total pendapatan. Anggaran belanja ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi pengalaman digital pelanggan yang lebih baik.