Emiten pertambangan, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), melalui PT Adaro Baterai Indonesia (ABI), menyuntikkan modal kepada PT Adaro Indo Aluminium (AIA) senilai Rp 1,51 triliun atau setara dengan US$ 96,78 juta.
Setelah penyuntikan modal tersebut, AIA kemudian akan melakukan penambahan modal kepada PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI), perusahaan yang sahamnya dimiliki secara tidak langsung oleh perseroan, dengan nilai penambahan modal sebesar Rp 1,57 triliun atau sekitar US$ 100,77 juta.
Pertimbangan dilakukannya transaksi tersebut sehubungan dengan kelanjutan restrukturisasi unit-unit bisnis untuk pengelompokkan anak usaha perseroan sesuai klasifikasi jenis industri dan tujuan bisnisnya masing-masing.
Selain itu, transaksi ini juga untuk mendukung kebutuhan pendanaan bagi pengembangan bisnis anak usaha perseroan.
"Transaksi ini akan berdampak positif terhadap struktur perusahaan, mendukung perkembangan kegiatan operasional anak perusahaan," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan, Heri Gunawan dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (30/11).
Manajemen ADMR menegaskan, transaksi ini tidak memberi dampak material yang merugikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan.
Sampai dengan periode September 2022, ADMR tercatat membukukan laba bersih senilai Rp 4,33 triliun dengan laba operasional Rp 5,92 triliun.
Adaro Minerals membukukan pendapatan Rp 10,16 triliun sampai dengan sembilan bulan pertama tahun ini. Total aset mencapai Rp 18,95 triliun dengan liabilitas Rp 11,48 triliun dan ekuitas Rp 7,40 triliun.
Pada perdagangan Rabu ini, harga saham ADMR bergerak melemah 0,61% ke level Rp 1.630 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 66,64 triliun.