PT Adaro Minerals Indonesia Tbk dengan kode emiten ADMR berhasil menjadi saham terbaik di dunia pada tahun ini. Pasalnya, saham emiten tambang batubara itu melesat 1.625% year to date.
Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Febriati Nadira menuturkan, sebagai induk usaha, perseroan amat bangga atas pencapaian yang ditorehkan ADMR.
“Kami berterima kasih atas dukungan dan kepercayaan investor ke perusahaan. Pergerakan saham merupakan mekanisme pasar dan performa saham kami menunjukkan kepercayaan dari para investor,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Sabtu (17/12).
Menghadapi badai resesi yang kian dekat, Adaro dikatakannya sudah menyiapkan beberapa langkah strategisnya. Sehingga, kinerja keuangan perseroan dapat terus terjaga pertumbuhannya.
“Kami akan tetap fokus pada segala sesuatu yang dapat kami kontrol seperti kontrol operasional untuk memastikan pencapaian target perusahaan dan efisiensi biaya,” kata Ira.
Adapun, terkait target produksi dan kinerja keuangan, serta belanja modal ADMR menurutnya akan disampaikan pada laporan kuartal empat sebentar lagi.
Saham Adaro Minerals ini melesat dari harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham dan saat pencatatan di Bursa Efek Indonesia 3 Januari 2022. Kala itu masih Rp 100 dan terbang ke level Rp 1.725 per sahamnya pada perdagangan Jumat (16/12).
Berdasarkan laporan Bloomberg, saham ADMR memang bergerak sideways setelah menyentuh level tertinggi Rp 2.990. Akan tetapi, saham ini tetap menjadi yang terbaik di dunia, mengalahkan 2.803 saham di Bloomberg World Index. Bahkan, gain saham ADMR dua kali lebih besar dibandingkan posisi kedua Turkish Airlines.
Kalangan analis memprediksi saham ADMR masih berpotensi menguat, seiring rencana perseroan mendiversifkasi bisnis ke aluminium dan baterai mobil listrik. Lima analis yang dikompilasi Bloomberg memprediksi saham ini bisa memberikan gain lanjutan sebesar 42 persen dalam 12 bulan ke depan.
Per September 2022, laba bersih Adaro Minerals naik 482 persen menjadi US$ 284 juta. Kenaikan ditopang harga jual rata-rata yang naik 100 persen dan volume penjualan tumbuh 41 persen.
Saat ini, PBV saham ADMR mencapai 9,4 kali, terendah sejak listing di BEI, merujuk data Bloomberg. Akan tetapi, jumlah ini enam kali lebih tinggi dibandingkan para pesaing, seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), Shanxi Coking Coal Energy Group Co. asal Tiongkok dan Whitehaven Coal Ltd asal Australia.
Sebelumnya, Bos Adaro Energy Indonesia Garibaldi Thohir mengungkapkan rencana ekspansi Adaro Minerals sebagai salah satu pilar bisnis Grup Adaro. Di mana, Adaro Minerals akan mengolah sumber daya mineral serta aluminium di kawasan industri hijau Kalimantan. Kawasan itu merupakan kawasan industri hijau terbesar di dunia.
Hal ini, lanjut pria yang akrab disapa Boy Thohir itu sekaligus merupakan wujud komitmen untuk mentransformasi bisnis menjadi usaha yang lebih berkelanjutan melalui inisiatif ramah lingkungan.