Perusahaan yang dimiliki konglomerat asal Surabaya, Hermanto Tanoko, PT Tancorp Bangun Indonesia (TBI), telah menyelesaikan proses penawaran tender wajib setelah perusahaan mengakuisisi 55% saham emiten keramik, PT Cahaya Asa Keramik Tbk. (CAKK).
Penawaran tender wajib tersebut untuk memenuhi ketentuan dalam POJK No.9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka. TBI sebelumnya telah menyepakati perjanjian jual beli atas 662 juta saham CAKK senilai Rp 151,59 miliar pada 19 Oktober 2022.
Adapun, tender wajib tersebut dilaksanakan pada periode 22 November 2022 sampai dengan 1 Desember 2022.
"TBI membeli 90.636.700 saham biasa dari 300.000.219 saham yang ditawarkan pada harga penawaran tender wajib sebesar Rp 229 per saham," kata Direktur Tancorp Bangun Indonesia, Belinda Natalia, dalam pengumuman di keterbukaan informasi BEI, Kamis (29/12).
Belinda menegaskan, pelaksanaan dan hasil penawaran tender wajib ini tidak akan berdampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan.
Pertimbangan TBI mengakuisisi CAKK guna memperkuat dan mengembangkan portofolio investasi Tancorp di sektor industri bahan bangunan. Akuisisi ini juga akan memberi nilai tambah bagi CAKK setelah masuknya Tancorp melalui rencana pengembangan usaha.
"Dengan mempertimbangkan bahwa CAKK adalah perusahaan yang bergerak di sektor industri bahan bangunan dari keramik yang memiliki potensi untuk terus berkembang di masa yang akan datang," kata manajemen.
Setelah aksi korporasi ini, Tancorp akan menguasai sebanyak 55,02% saham dari jumlah modal yang disetor dan ditempatkan dalam CAKK. Sedangkan, PT Marissi Idola Sumber Sejahtera menguasai 20,05% saham. Sisanya, dimiliki investor publik dengan kepemilikan 24,93% saham.
Hermanto Tanoko merupakan salah satu orang terkaya di dunia serta pemilik cat bermerek Avian dan juga bos dari produsen air mineral dalam kemasan dengan merek Cleo. Gurita bisnisnya menjadikan dirinya sebagai orang terkaya ke-11 di Indonesia menurut Forbes dengan harta kekayaan mencapai US$ 3 miliar.