Saham bank berkapitalisasi besar dan likuid terus merosot di awal tahun 2023, padahal era suku bunga tinggi dinilai akan membuat saham di sektor ini menarik. Kejatuhan itu dimanfaatkan para direksi di bank-bank tersebut untuk mengakumulasi sahamnya.
Dua direksi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yakni Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu RK dan Direktur Bisnis Kecil & Menengah BRI Amam Sukriyanto misalnya tercatat memborong saham BBRI pada awal tahun ini.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Viviana telah melakukan pembelian saham dalam dua tahap. Pertama, membeli 35.000 lembar saham pada 5 Januari 2022 saat harga saham BBRI Rp 4.650 per lembar. Nilai pembelian saham BBRI oleh Viviana itu mencapai Rp 162,75 juta.
Kedua, Viviana melanjutkan aksi pembelian sahamnya sebanyak 15.000 lembar pada 10 Januari 2022 dengan harga Rp 4.430 per lembar. Nilai pembeliannya kini mencapai Rp 66,45 juta. Alhasil, porsi kepemilikan saham Viviana di BBRI naik dari 996,2 ribu saham menjadi 1,04 juta saham.
"Tujuan transaksi untuk investasi,” demikian dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Kamis (11/1).
Selain Viviana, Amam diketahui membeli 50 ribu saham BBRI pada 5 Januari 2022 dengan harga Rp 4.650. Nilai pembelian saham Amam mencapai Rp 232,5 juta. Porsi kepemilikan saham Amam di BBRI juga naik dari 1,01 juta menjadi 1,06 juta saham.
Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) John Kosasih juga tercatat menambah pundi-pundi kepemilikan sahamnya di perusahaan di emiten bank milik Grup Djarum tersebut. John memborong sebanyak 60 ribu saham BCA dengan harga pelaksanaan Rp 8.250 per saham. Transaksi tersebut dilaksanakan pada 5 Januari 2023, sehingga dia merogoh kocek senilai Rp 495 juta.
“Tujuan pembelian saham untuk tujuan investasi dengan status kepemilikan langsung," ujar Sekretaris Perusahaan BCA, Raymond Yonarto.
Setelah transaksi ini, porsi kepemilikan saham John di BCA meningkat menjadi sebanyak 281,76 ribu saham dari sebelumnya 221,76 ribu saham.
Selain itu, Direktur Commercial Banking PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Riduan memborong memborong 17.900 lembar saham emiten bank pelat merah tersebut. Riduan membeli 17.900 saham perseroan dengan harga Rp 9.750. Dengan demikian, Riduan merogoh kocek Rp 174,5 juta untuk transaksi yang dilakukan.
Adapun tujuan dari transaksi yang dilakukan pada 6 Januari 2023 lalu tersebut adalah untuk investasi. “Status kepemilikan saham secara langsung,” ujar Riduan.
Sebelum transaksi, dia menggenggam 1,98 juta saham BMRI atau 0,0042471%. Setelah transaksi menjadi 1,99 juta saham BMRI atau 0,0042855%. Tak hanya Riduan, Presiden Direktur Bank Mandiri Darmawan Junaidi juga sebelumnya membeli 100 ribu saham BMRI.
Melansir keterbukaan informasi yang diterbitkan 3 Januari 2023 lalu, Darmawan membeli saham perseroan dengan harga Rp 9.950 per saham.
Dengan demikian Darmawan mengeluarkan Rp 995 juta untuk transaksi tersebut yang dilaksanakan pada 9 Desember 2022. Seperti Riduan, tujuan transaksi Darmawan pun untuk investasi. “Tujuan transaksi untuk investasi, status kepemilikan saham secara langsung,” ujar Darmawan.
Berdasarkan data RTI, IHSG hari ini turun 38,05 poin (0,57%) menjadi 6.584,45. Saham sektor keuangan mencatatkan penurunan paling dalam mencapai 1,02%.
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun Rp 50 (0,61%) menjadi Rp 8.125, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) turun Rp 15 (1,20%) menjadi Rp 1.230, PT Bank Rakyat Indonesaia Tbk (BBRI) turun Rp 50 (1,13%) menjadi Rp 4.30, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun Rp 325 (3,50%) menjadi Rp 8.950, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun Rp 225 (2,58%) menjadi Rp 8.500 per saham.