Dua direksi PT Bayan Resources Tbk (BYAN), Russell John Neil dan Oliver Khaw Kar Heng mengantongi keuntungan miliaran rupiah dari penjualan sebagian saham tambang batu bara tersebut.
Direktur BYAN Russel John Neil melepas 1,16 juta saham BYAN dengan harga Rp 20.000 per saham. Dengan demikian, Russel mengantongi sekitar Rp 23,26 miliar dari aksi divestasi ini.
Melalui transaksi ini kepemilikan Russel di BYAN menurun dari 6,16 juta saham menjadi 5 juta saham.
Jumlah tersebut setara dengan 0,01% kepemilikan di BYAN. Adapun tujuan dari transaksi ini merupakan divestasi dengan status kepemilikan saham langsung. Transaksi dilakukan pada 5 Januari 2023.
Sementara Direktur BYAN Oliver Khaw Har Heng melepas 82.400 saham dengan nilai Rp 20.952 per saham. Melalui aksi divestasi ini, Oliver memperoleh dana sebesar Rp 1,72 miliar.
Transaksi ini membuat kepemilikan Oliver di BYAN turun dari 700 ribu saham menjadi 617,6 ribu saham atau setara 0,0019 persen. Adapun saham dijual secara bertahap, yakni pada tanggal 6 Januari 2023, 9 Januari 2023, dan 11 Januari 2023. Tujuan transaksi merupakan divestasi dengan status kepemilikan saham langsung.
Sedangkan Direktur Utama Bayan Resources, Low Tuck Kwong akhir-akhir ini kembali memborong saham BYAN. Orang terkaya pertama di Indonesia itu memborong 1,28 juta saham Bayan Resources.
Low Tuck Kwong membeli saham BYAN seharga Rp 20.839,52 per saham. Jika dikalkulasikan, Low Tuck Kwong membeli saham perusahaan senilai Rp 26,70 miliar. Adapun, tanggal transaksi dilakukan pada 29 dan 30 Desember 2022 dengan kepemilikan saham langsung.
"Tujuan dari transaksi ini untuk investasi dengan status kepemilikan langsung," tulis pengumuman perusahaan.
Dengan demikian kepemilikan sahamnya bertambah menjadi 20,313 miliar saham atau 60,94% dari keseluruhan jumlah saham. Sebelumnya, saham Low Tuck Kwong 20,312 miliar saham. Pembelian ini menambah daftar dirinya yang terus membeli saham perusahaan, bahkan terbilang cukup sering dengan jumlah yang tidak sedikit.
Mengutip data RTI, hingga penutupan perdagangan hari ini, Senin (16/1) emiten bersandi BYAN ini berada dalam zona merah dengan penurunan 0,12% ke level Rp 20.124. Bahkan harga sahamnya pada awal sesi I sempat terjun ke bawah level Rp 20.000. Adapun volume perdagangan mencapai 411,6 ribu dengan frekuensi 722 kali. Sedangkan kapitalisasi pasar BYAN mencapai Rp 670,8 triliun.