Adaro Minerals Beri Pinjaman Anak Usaha Rp1,6 Triliun untuk Investasi
Anak usaha PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menandatangani perjanjian kerja sama pinjaman kepada sejumlah anak usahanya. Adapun, jumlah pinjaman yang diberikan mencapai US$ 110 juta atau setara Rp 1,66 triliun dengan rata-rata kurs Rp 15.095 per dolar AS.
Melansir keterbukaan informasi, Kamis (9/2) PT Maruwai Coal telah menandatangani pinjaman dengan PT Lahai Coal, PT Juloi Coal, PT Kalteng Coal, dan PT Sumber Barito Coal.
“Seluruhnya merupakan perseroan terbatas yang 99,99% sahamnya dimiliki secara tidak langsung oleh perseroan, di mana PT Maruwai Coal selaku pemberi pinjaman,“ kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan, Heri Gunawan dalam keterbukaan informasi, Kamis (9/2).
Secara rinci, pada Senin (9/2), Maruwai Coal memberikan pinjaman US$ 50 juta (Rp 754 miliar) pada Lahai Coal, US$ 50 juta (Rp 754 miliar) kepada Juloi Coal, US$ 5 juta (Rp 75 miliar) kepada Kalteng Coal, dan US$5 juta (Rp 75 miliar) pada Sumber Barito Coal.
Fasilitas pinjaman tersebut akan digunakan untuk tujuan investasi dan tujuan korporasi lainnya, dan akan jatuh tempo paling lama 5 (lima) tahun sejak tanggal dilakukannya pencairan pinjaman pertama.
Melalui transaksi ini, kebutuhan pendanaan entitas anak perseroan dapat terpenuhi sehingga perseroan dapat mengembangkan kegiatan operasional serta kelangsungan usaha melalui anak perusahaan di bidang batubara metalurgi.
“Tidak ada dampak yang material yang merugikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan,” kata Heri.
Transaksi antara sesama anak usaha yang dimiliki paling sedikit 99% merupakan transaksi material dan tidak mengandung benturan kepentingan.
Sebagai informasi, (ADMR) membukukan meraup laba bersih US$ 284,26 juta atau setara Rp 4,44 triliun (Rp 15.639/US$) pada kuartal III 2022, atau melonjak 481% dari capaian laba bersih periode yang sama tahun lalu, US$ 48,87 juta atau sekitar Rp 764,2 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan Adaro Minerals, capaian laba bersih ditopang oleh pendapatan usaha yang tumbuh 188% menjadi US$ 666 juta pada kuartal ketiga 2022, dari sebelumnya US$ 231 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur dan CEO Adaro Minerals Indonesia, Christian Ariano Rachmat mengatakan, pertumbuhan omzet perusahaan ditopang oleh kenaikan harga jual rata-rata (ASP) pada kuartal III 2022 yang meningkat 105% dalam perhitungan tahunan atau year on year (YoY), dibanding ASP kuartal III 2021.
Kenaikan harga ASP itu disertai dengan volume penjualan batubara Adaro Minerals yang meningkat sebesar 41% selama setahun dari 1,55 juta ton menjadi 2,19 juta ton. Adapun volume produksi batu bara perusahaan juga meningkat 48% dari 1,73 juta ton menjadi 2,56 juta ton.