PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi penghuni baru The Financial Times Stock Exchange atau (FTSE).
Sebagaimana diketahui, dalam paparan publik Desember 2022 lalu, Presiden GOTO Patrick Cao mengungkapkan, perseroan menargetkan bisa masuk dalam konstituen indeks mayor global.
Namun perusahaan belum menyebut secara pasti indeks mana yang dituju. Keinginan GOTO masuk ke indeks global itu seiring dengan telah berakhirnya masa penguncian saham pada akhir November lalu yang menyebabkan jumlah saham publik yang beredar (free float) cukup besar.
Sehingga, emiten hasil merger Gojek dan Tokopedia ini dapat memperluas basis investornya secara global dengan masuk ke anggota indeks di luar negeri.
"Kami terus melakukan penjajakan dengan investor baru potensial, terutama menuju peluang masuknya GoTo ke dalam indeks global di paruh pertama tahun 2023," tutur Patrick.
Cita-cita emiten teknologi tersebut di aminkan oleh Bursa Efek Indonesia yang mengatakan GOTO berpotensi memasuki indeks global seperti The Financial Times Stock Exchange atau (FTSE) dan Morgan Stanley Capital Indonesia (MSCI).
Diberitakan sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan beberapa indeks mayor global seperti MSCI dan FTSE, terkait kesetaraan papan ekonomi baru dengan papan utama yang sudah ada di bursa saat ini.
"Peluang perusahaan tersebut untuk masuk dalam indeks mayor, sama dengan perusahaan tercatat lain. Sepanjang memenuhi ketentuan untuk masing-masing indeks mayor tersebut," kata Nyoman.
Namun langkah GOTO masuk ke MSCI Global harus kandas. Untungnya GOTO masih bisa masuk ke FTSE di kategori indeks saham berkapitalisasi jumbo alias large cap. Adapun perombakan konstituen indeks FTSE Russell dalam rangka semi annual review ini akan mulai efektif pada penutupan perdagangan 17 Maret 2023.
Meski begitu saham GOTO masih bisa berpeluang masuk ke Indeks MSCI Global pada rebalancing portofolio bulan Mei mendatang.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, masuknya saham GOTO kedalam FTSE akan menjadi katalis positif bagi induk Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial.
“Sentimen positif itu akan mendorong investor global melirik saham-saham berkualitas dan punya fundamental serta prospek yang baik,” kata Nico kepada Katadata, Senin (20/2).
Secara teknikal, Nico pun menilai pergerakan saham GOTO masih sesuai ekspektasi. Penurunan saham yang terjadi pun merupakan mekanisme pasar.
“Secara fundamental pun masih baik, sehingga koreksi yang terjadi pun lebih kepada mekanisme pasar. Apalagi kalau kita perhatikan harganya masih terjaga di 120 sehingga hal ini memberikan indikasi masih terjaganya daya tarik investor terhadap GOTO,” ujar Nico.
Pada perdagangan hari ini, saham GOTO terkoreksi 2,40% atau 3 poin ke level Rp 122 per saham. Adapun volume perdagangan mencapai 6,5 miliar dengan nilai transaksi Rp 805 miliar. Sedangkan kapitalisasi pasar mencapai Rp 144 triliun.
FTSE adalah indeks global yang menjadi 1 dari 3 penyedia indeks besar global selain Dow Jones dan S&P. Menurutnya, indeks FTSE menyediakan tolak ukur yang inovatif, analisa dan solusi data bagi investor di seluruh dunia selama lebih dari 30 tahun.
FTSE juga mendalami penelitian berkaitan dengan lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG (environment, social, governance), dengan proses rating yang transparan dan objektif karena menggunakan lebih dari 300 indikator.
Jenis indeks paling terkenal dari FTSE atau biasa disebut Footsie ini adalah FTSE 100 Index atau 100 saham berkualitas yang tercatat di London Stock Exchange. Bursa London ini juga menjadi pemilik dari FTSE International Limited (FTSE Russel), pengelola indeks FTSE.
Sebelumnya FTSE sudah memberikan pernyataan bahwa papan New Economy akan menjadi tinjauan dan menjadi salah satu segmen pasar yang memenuhi persyaratan untuk masuk ke dalam FTSE Global Equity Index Series.
Nico menegaskan beberapa kriteria yang digunakan FTSE Russell sangat ketat, di antaranya soal saham beredar di publik atau free float di atas 5%, likuiditas yang diukur dari median atas daily trading volume bulanan, aktif ditransaksikan dalam 60 hari terakhir, sampai dengan batasan kepemilikan asing (foreign ownership restriction).