Kakek Terkaya Ini Siap Bawa Anak Usahanya di Bisnis NikeI IPO Rp 9,3 T

Forbes.com
Lim Hariyanto Wijaya Sarwono
Penulis: Lona Olavia
9/3/2023, 09.29 WIB

Anak usaha Harita Nickel, PT Trimegah Bangun Persada (TBP) dikabarkan siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada akhir Maret atau awal April ini.

Harita Nickel sendiri dimiliki oleh Lim Hariyanto Wijaya Sarwono yang merupakan kakek terkaya (94 tahun) atau orang terkaya ke-19 di Indonesia dengan kekayaan US$ 1,2 miliar versi Forbes Real Time Billionaires, Kamis (9/3). 

Dikutip dari mining-technology.com, yang mengutip The Financial Times, Rabu (8/3), anak usaha Harita Nickel itu telah memulai roadshow investor menjelang listing publik senilai US$ 600 juta atau sekitar Rp 9,3 triliun (kurs Rp 15.500 per US$) akhir bulan ini. Hal ini sebagai upaya untuk mengembangkan bisnis pengolahan nikel di Indonesia.

Jika jumlah tersebut benar, maka IPO TBP akan menjadi yang terbesar di tahun ini menyalip PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) yang meraih Rp 9,05 triliun pada 24 Februari 2023. 

IPO TBP juga akan menjadi terbesar ke-5 setelah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan dana Rp 21,9 triliun, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel Rp18,79 triliun, PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Rp 13,72 triliun, dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Rp 12,24 triliun.

Investor nampaknya antusias karena Indonesia berupaya menjadi pemain kunci dalam rantai pasokan kendaraan listrik (EV). Apalagi Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia dan juga merupakan produsen terbesar. Secara total Indonesia memiliki sekitar 22% cadangan nikel dunia.

Indonesia pun diharapkan bisa menjadi pemain kunci dalam rantai pasokan EV global. Adapun sekitar 60 persen mobil listrik akan bergantung pada baterai EV.

Sebagai informasi PT Trimegah Bangun Persada (TBP) merupakan perusahaan tambang dan hilirisasi nikel di Pulau Obi. Rekan bisnisnya (45,1% kepemilikan), Halmahera Persada Lygend, menjadi pionir di Indonesia dalam memproduksi nikel kobalt hidroksida (Mixed Hydroxide Precipitate) sebagai penghasil bahan baku baterai kendaraan listrik.