Emiten Grup Sinar Mas, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) mencatatkan laba bersih senilai US$ 875,51 juta atau setara Rp 13,18 triliun dengan kurs Rp 15.376 per US$ hingga kuartal IV 2022. Raihan laba tersebut naik 62,91% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 526,36 juta.
Melansir laporan keuangannya, perseroan meraih hasil penjualan US$ 4 miliar, setara Rp 61,54 triliun hingga akhir 2022. Raihan hasil penjualan tersebut naik 13,82% dibandingkan 2021 US$ 3,51 miliar.
Meningkatnya penjualan disokong dari perolehan penjualan lokal yaitu US$ 1,78 miliar atau Rp 27,46 triliun naik 16,51% dari 2021 senilai US$ 1,53 miliar.
Indah Kiat Pulp and Paper juga meraih pendapatan dari penjualan ekspor US$ 2,21 miliar, setara Rp 37,09 triliun hingga akhir 2021. Pendapatan dari penjualan ekspor naik 11,74% dari 2021 yaitu US$ 1,98 miliar.
Di sisi lain, perseroan turut mencatatkan beban pokok penjualan US$ 2,41 miliar atau setara Rp 37,09 triliun. Beban pokok perseroan naik 5,44% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelum US$ 2,28 miliar.
Meningkatnya beban pokok penjualan berasal dari beban bahan baku yang digunakan mencapai US$ 1,57 miliar atau setara Rp 24,36 triliun. Beban dari bahan baku naik 5,37% dibandingkan 2021 US$ 1,49 miliar.
Sementara beban dari upah buruh tercatat turun 5,82% menjadi US% 26,93 juta atau Rp 414,10 miliar dibandingkan dengan tahun lalu US$ 28,59 juta.
Selain itu, beban pabrikasi INKP tercatat naik 2% menjadi US$ 825,23 juta, setara Rp 12,69 triliun, dari 2021 yaitu US$ 809 juta. Lalu total beban produksi perseroan juga meningkat 4,06% menjadi US$ 2,43 miliar, setara dengan Rp 37,36 triliun dari 2021 yaitu US$ 2,33 miliar.
Aset Indah Kiat Pulp and Paper tercatat US$ 9,64 miliar atau Rp 51,82 triliun hingga akhir 2022, naik 7,37% dari Desember 2021 yaitu US$ 8,97 miliar.
Lalu perseroan mencatatkan liabilitas US$ 4,03 miliar atau Rp 62,05 triliun hingga akhir 2022, turun 42% dari Desember 2021 yaitu US$ 4,21 miliar.
Sementara ekuitas perseroan meningkat 17,63% menjadi US$ 5,6 miliar menjadi Rp 86,18 triliun dari posisi Desember 2021 yaitu US$ 4,76 miliar.