Anak usaha Harita Nickel, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (TBP) akan menjadi emiten terbesar ke-3 dari segi dana yang dihimpun dari proses penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Emiten yang bergerak di bidang usaha pertambangan bijih nikel ini menawarkan harga IPO saham Rp 1.220-1.250 per lembarnya. Di mana emiten yang akan memakai kode emiten NCKL ini akan melepas 12,09 miliar lembar saham atau setara 18% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. 

“Dengan demikian, perseroan akan meraih dana segar Rp 14,75 triliun hingga Rp 15,11 triliun dari aksi korporasi ini,” tulis prospektus, Rabu (15/3).

IPO Trimegah Bangun Persada akan menjadi terbesar ke-3 setelah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan dana Rp 21,9 triliun dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel Rp 18,79 triliun.

Lalu menyalip PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Rp 13,72 triliun, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Rp 12,24 triliun, dan teranyar PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) yang meraih Rp 9,05 triliun pada 24 Februari 2023.  

Dana IPO jumbo ini akan digunakan untuk membayar utang kepada grup dan bank, modal kerja, dan digunakan sebagai dana yang akan dipinjamkan ke anak usaha. Adapun 27,53 persen dari dana IPO akan digunakan untuk bayar utang. Berikut rinciannya:

  • 5,46 persen akan dibayarkan ke Harita Jaya sebagai pembayaran seluruh utang
  • 6,05 persen untuk membayar utang ke PT Dwimuria Investama Andalan
  • 15,13 persen pembayaran seluruh utang ke Oversea Chinese Banking Corporation Limitied (OCBC) dan PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP)
  • 0,89% untuk pembayaran seluruh utang outstanding fasilitas Term Loan 1 dan 3 ke OCBC NISP
  • 2,12 persen akan digunakan untuk belanja modal
  • 32,27 persen untuk keperluan entitas anak dan entitas asosiasi yang akan disalurkan melalui setoran modal dan pinjaman
  • 38,08 persen untuk modal kerja 

Dalam IPO jumbo ini bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah BNP Paribas, Citigroup Sekuritas, Credit Suisse, Mandiri Sekuritas, DBS Vickers Sekuritas, OCBC Sekuritas dan UOB Kay Hian. 

Selain IPO, Trimegah Bangun Persada juga akan melaksanakan ESA sebanyaknya 60,47 juta lembar. Program ESA ini dialokasikan dalam bentuk saham jatah pasti. “Pembelian setiap karyawan dibatasi maksimal 10 kali jumlah gaji yang diterima setiap bulannya,” tulis prospektus.

Setelah IPO, maka struktur pemegang saham Trimegah Bangun menjadi PT Harita Jayaraya (81,18 persen), PT Citra Duta Jaya Makmur (0,82 persen), Masyarakat (17,91 persen), dan ESA (0,09 persen). 

Selain itu setelah IPO, perseroan juga berencana untuk membagi dividen minimum 30 persen dari laba bersih. Perseroan telah membagikan dividen sejak tahun 2012 dan direncanakan akan melakukan pembagian dividen menggunakan tahun buku 2022 dan akan dibagikan pada tahun 2023.

Adapun per September 2022, perseroan mencatatkan kenaikan laba tahun berjalan hingga 241,15% menjadi Rp 3,53 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,03 triliun.

Jadwal sementara IPO Trimegah Bangun Persada:

Masa penawaran awal   : 15-24 Maret 2023

Perkiraan tanggal efektif   : 3 April 2023

Perkiraan masa penawaran umum perdana saham  : 5-10 April 2023

Perkiraan tanggal penjatahan   : 10 April 2023

Perkiraan tanggal pencatatan efek di BEI  : 12 April 2023 

Trimegah Bangun Persada menjadi bagian dari Harita Grup yang notabene dimiliki oleh Lim Hariyanto Wijaya Sarwono yang merupakan kakek terkaya (94 tahun) atau orang terkaya ke-19 di Indonesia dengan kekayaan US$ 1,1 miliar versi Forbes Real Time Billionaires, Rabu (15/3). 

Dikutip dari laman resminya, Trimegah Bangun Persada menjadi bagian dari Harita Grup yang beroperasi di bidang pertambangan dan pengolahan atau pemurnian bijih nikel, berdasarkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Bahan Galian Nikel DMP (Dan Mineral Pengikut). Seluruh aktivitas operasional berada di Desa Kawasi, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.