Anak usaha Garuda Indonesia GMFI Kini Berbalik Untung Rp 53,57 Miliar

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Sejumlah tenaga teknik PT Garuda Maintenance Facility (GMF) melakukan perawatan pesawat di Hangar GMF,  Tanggerang,  Banten (2/3). Saat ini Garuda Indonesia mengoperasi 24 pesawat berbadan lebar Aibus A330 sementara unit biaya rendahnya Citilink mengoperasikan 51 unit A320. 
Penulis: Lona Olavia
26/4/2023, 12.54 WIB

Emiten bengkel pesawat, PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) saat ini mulai membukukan keuntungan. Anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tersebut berhasil mencatatkan laba bersih US$ 3,57 juta atau setara Rp 53,57 miliar (asumsi kurs Rp 15.000 per dolar AS). Padahal akhir 2021 masih menderita rugi US$ 127,39 juta.

Laba bersih tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan sebesar US$ 238,70 juta atau sekitar Rp 3,58 triliun pada 2022. Angka itu naik 13,34% secara tahunan dibanding 2021 yang sebesar US$ 210,59 juta.

Secara rinci, pendapatan GMFI ditopang oleh segmen segmen reparasi dan overhaul pesawat yang berkontribusi sebesar US$ 174,8 juta, maintenance US$ 44,12 juta, dan operasi lainnya US$ 19,77 juta.

Selain itu, laba bersih perseroan juga didapat berkat efisiensi pada beban perusahaan. Misalnya saja beban sub kontrak turun 14,94% menjadi US$ 46,57 juta dibanding tahun 2021 sebesar US$ 54,76 juta. Kemudian beban operasional juga berhasil dipangkas 32,13% menjadi US$ 20,95 juta pada 2022 dari sebelumnya US$ 30,87 juta.

Namun total aset GMFI turun tipis 1,7% menjadi US$ 390,65 juta dari sebelumnya US$ 397,41 juta. Liabilitas perseroan turun menjadi US$ 721,68 juta begitu juga dengan ekuitas GMFI yang juga turun sebesar US$ 331,02 juta.

Sebelumnya, emiten maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menargetkan kontribusi pendapatan dari dua anak usahanya, Citilink Indonesia dan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) lebih besar pada 2023.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menerangkan kinerja dua anak usahanya tersebut dapat bertumbuh lebih kencang dibandingkan dengan Garuda sebagai induk. Hal ini yang membuat perseroan meminta kontribusi pendapatan dua entitas tersebut lebih besar pada tahun depan.

"Kami minta kepada direksi GMFI dan Citilink, kami minta kontribusinya lebih besar untuk pendapatan Garuda tahun depan, tentu saja dengan cara-cara yang organik dan pantas. Jadi bukan sulap-sulap finansial. Jadi dengan itu kami harapkan dua-duanya akan lebih positif dan fundamentalnya solid," jelasnya dalam paparan publik insidentil, Selasa (27/12).

Adapun selama periode pandemi 2020 dan 2021, GMFI mengalami kerugian karena minimnya permintaan reparasi pesawat. Perseroan pun melakukan diversifikasi memperbaiki pesawat militer dan ke reparasi mesin lainnya.

Pendapatan GMFI nantinya juga akan dibantu diversifikasi baru dari industri pertahanan dan lain-lain. Selain itu, GMFI juga sudah mulai menerima perawatan jet komersial atau jet pribadi yang sudah berdatangan.