Lo Kheng Hong mengantongi Rp 45 miliar hasil dividen dari PT ABM Investama Tbk. Investor kawakan tersebut tercatat memiliki sebanyak 113,6 juta saham di emiten batu bara tersebut.
Ia pun merasa puas dengan nilai dividen yang diberikan emiten berkode ABMM itu yakni Rp 400 per saham. Apalagi dividend yield-nya lebih besar ketimbang bunga deposito. Secara sederhana dividend yield adalah tingkat keuntungan yang diberikan oleh perusahaan tersebut.
Dividen tahun buku 2022 bahkan lebih besar ketimbang tahun sebelumnya yang hanya Rp 735 miliar atau setara Rp 267 per saham.
“Saya rasa dividen yang dibagikan oleh ABMM sebesar 400 per saham sudah cukup besar. Kalau harga saham ABMM 3.540 hari ini dan dividennya 400 per saham, dividend yield-nya 11,3% jauh lebih tinggi dari bunga deposito,” ujar Lo Kheng Hong kepada Katadata.co.id, Kamis (11/5).
Sebagai informasi, ABM Investama memutuskan pembagian dividen tunai senilai US$ 75 juta atau setara Rp 1,1 triliun. Setiap pemegang saham berhak memperoleh dividen senilai Rp 400 per saham. Hal tersebut disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dilaksanakan Rabu (10/5).
Selain Lo Kheng Hong, saham ABMM juga dimiliki PT Tiara Marga Trakindo sebanyak 1,47 miliar saham dan Valle Verde 702,34 juta saham. “Saya punya sedikit 113.586.200 lembar saham ABMM,” ucap Lo Kheng Hong.
Adapun investor yang berhak atas dividen ABMM merupakan pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham paling lambat pada 23 Mei 2023. Pembayaran akan dilangsungkan pada 9 Juni 2023.
Dividen yang akan dibagikan merupakan dana dari laba bersih tahun buku 2022 sebesar US$ 269,90 juta. ABM Investama juga menganggarkan dana sebesar US$ 100 ribu sebagai cadangan.
“Sisa laba bersih akan ditambahkan pada laba ditahan untuk kegiatan usaha perseroan,” ujar manajemen.
Sepanjang tahun 2022, laba bersih perseroan dibukukan sebesar US$ 269,9 juta atau meningkat 82,37% dibandingkan tahun 2021 yang sebesar US$ 148 juta.