Saham BUMN Karya Kompak Naik, Ada yang Melesat Hingga 14%

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Ilustrasi. Saham BUMN karya kompak melesat pada perdagangan Selasa ini.
6/6/2023, 12.34 WIB

Laju saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya mayoritas berada di zona hijau. Penguatan berlangsung dari awal perdagangan hingga sesaat sebelum penutupan sesi pertama Selasa (6/6).

Penguatan ini seiring dengan menguatnya Indeks Harga Gabungan Saham (IHSG) sebesar 0,50% dan indeks saham yang menaungi sektor konstruksi di Bursa Efek Indonesia atau IDXINFRA yang juga naik 1,73% hari ini. 

Katadata.co.id memantau dari sepuluh perusahaan BUMN Karya yang tercatat di BEI, sebanyak tujuh perusahaan kompak mengalami kenaikan pada perdagangan sesi pertama hari ini. Ada dua emiten karya yang masih bergerak stagnan dan satu perusahaan yaitu PT Waskita Karya  Tbk (WSKT) tak bisa ditransaksikan lantaran masih dalam masa suspensi.

Dalam perkembangannya, emiten di sektor konstruksi mendapat sorotan setelah Wakil Menteri II  BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebut, laporan keuangan BUMN karya tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. 

Kementerian BUMN akan meminta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) memeriksa emiten konstruksi pelat merah tersebut bila terbukti memanipulasi laporan keuangan.

"Beberapa BUMN Karya seperti Waskita dan WIKA memang pelaporan keuangannya juga tidak sesuai dengan kondisi riil. Artinya, dilaporkan seolah-olah untung bertahun-tahun padahal arus kas tidak pernah positif," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi IV, Gedung DPR, dikutip Selasa (6/6).

Berikut pergerakan saham-saham BUMN Karya :

1. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)

Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 11.11 WIB, harga saham WIKA meroket 14,72% ke level Rp 452 dari level harga penutupan Senin (5/6), yakni Rp 394. Dari awal pembukaan perdagangan, saham WIKA sudah naik bahkan menyentuh Rp 464 sebagai harga tertinggi.

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 78,6 juta dengan nilai transaksi Rp 34,61 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 7.489 kali, dengan rentang harga penjualan berkisar Rp 400 per saham hingga Rp 464 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 4,05 triliun.

2. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON)

Harga saham WTON melambung 7,04% ke level Rp 152 dari level harga penutupan kemarin Rp 142. Walau sempat terkoreksi di Rp 141, namun saham WTON mampu bangkit bahkan menyentuh level tertinggi Rp 154 per saham.

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 18,24 juta dengan nilai transaksi Rp 2,77 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 1.074 kali, dengan rentang harga penjualan berkisar Rp 141 per saham hingga Rp 156 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 1,32 triliun.

3. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE)

Harga saham WEGE terkerek 5,88% ke level Rp 90 dari harga penutupan, yakni Rp 85. Sahamnya sempat bergerak stagnan saat pembukaan perdagangan. Adapun, level tertingginya yaitu Rp 95 per saham.

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 63,73 juta dengan nilai transaksi Rp 5,78 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 11.165 kali, dengan rentang harga penjualan berkisar Rp 85 per saham hingga Rp 95 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 861,48 miliar.

WIKA GEDUNG (Katadata)

4. PT Adhi Karya Tbk (ADHI)

Lalu harga saham ADHI melambung 10,34% ke level Rp 384 dari harga penutupan Rp 348 per saham. Saham ADHI menyentuh level tertinggi di Rp 390 per saham

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 44,07 juta dengan nilai transaksi Rp 16,55 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 3.880 kali, dengan rentang harga penjualan berkisar Rp 348 per saham hingga Rp 390 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 3,23 triliun.

5. PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP)

Pada perdagangan hari ini, aham ADCP naik 3,45% ke level Rp 60. Lebih besar dari level harga penutupan Rp 58.

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 47,26 juta dengan nilai transaksi Rp 2,87 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 21.492 kali, dengan rentang harga penjualan berkisar Rp 58 per saham hingga Rp 62 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 101,81 triliun

6. PT PP Tbk (PTPP) 

Harga saham PTPP meningkat 8,65% ke level Rp 565 per saham, dibandingkan harga penutupan Rp 520.

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 31,34 juta dengan nilai transaksi Rp 17,65 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 3.193 kali, dengan rentang harga penjualan berkisar Rp 520 per saham hingga Rp 585 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 3,5 triliun.

7. PT PP Presisi Tbk (PPRE) 

Harga saham PP Presisi menguat 11,34% ke level Rp 108 dari penutupan perdagangan kemarin Rp 97 per saham. Adapun sahamnya sempat menyentuh angka tertinggi di level Rp 113 per saham.

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 11,92 juta dengan nilai transaksi Rp 1,28 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 1.405 kali, dengan rentang harga penjualan berkisar Rp 98 per saham hingga Rp 113 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 1,10 triliun.

8. PT PP Properti Tbk (PPRO)

Berdasarkan data perdagangan, saham PP Properti bergerak stagnan dari awal perdagangan hingga pukul 11.00. Sahamnya masih bertahan di level Rp 50 per saham.

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 93,7 ribu dengan nilai transaksi Rp 4,68 juta. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 13 kali. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 3,08 triliun.

9. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP)

Sama seperti PP Properti, saham Waskita Beton terpantau mengalami pergerakan datar atau stagnan. Saham perusahaan hingga pukul 11.00 WIB masih betah berada di level 50 per saham. Volume saham yang diperdagangkan tercatat 1,33 juta dengan nilai transaksi Rp 66,58 juta. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 59 kali.

10. PT Waskita Karya Tbk (WSKT)

Perdagangan efek Waskita Karya saat ini masih dalam masa suspensi. Adapun, Bursa Efek Indonesia (BEI) menjatuhkan sanksi suspensi sebab menunggak pembayaran obligasi.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail