PT RMK Energy Tbk (RMKE) membagikan dividen perdana sejak IPO tahun 2021. RMKE menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp 30,6 miliar atau setara dengan 8% laba bersih tahun 2022. Hal ini disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diselenggarakan pada Selasa (20/6).
Direktur Utama RMKE, Tony Saputra menyatakan perusahaan tetap membagi dividen meskipun fokus melakukan ekspansi dengan membangun jalan angkut (haundling road) jasa logistik batu bara di Sumatera Selatan.
Tony mengakui, meskipun ekonomi belum pulih sepenuhnya di tahun 2022, perusahaan tetap mampu mencapai target kinerja. "Pada tahun ini, perseroan optimis meningkatkan kinerja keuangan di tengah normalisasi harga batu bara dengan pertumbuhan volume batu bara yang masih tumbuh," ucap Tony, dalam keterangan resminya, Selasa (20/6).
Hingga periode Mei 2023, RMKE membongkar 1.970 train set dengan kapasitas 5,2 juta metrik ton (MT) batu bara, atau tumbuh sebesar 19,7% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perseroan juga memuat 473 tongkang dengan kapasitas 3,7 juta MT batu bara, atau tumbuh sebesar 36,2% YoY. Ketepatan waktu bongkar kereta tercatat lebih cepat 38 menit menjadi 03:21 jam per train set dibandingkan periode yang sama tahun lalu selama 04:00 jam.
Adapun, penggunaan bahan bakar meningkat sebesar 26,8% YoY seiring dengan peningkatan volume jasa batu bara, namun rasio penggunaan bahan bakar per MT batu bara turun dari 0,92 liter/ton tahun lalu menjadi 0,86 liter/ton pada tahun ini.
Perseroan membukukan penjualan batu bara sebesar 1 juta MT hingga periode Mei 2023, dengan pertumbuhan sebesar 28,5% YoY. Tony juga optimistis, kinerja segmen penjualan batu bara tahun ini masih akan tumbuh dengan volume penjualan batu bara yang terus meningkat mengalahkan efek normalisasi harga batu bara.
Kinerja segmen penjualan batubara ini juga ditopang oleh pertumbuhan produksi in-house, PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) yang memproduksi 511,8K MT batu bara, meningkat sebesar 28,5% YoY sejak beroperasi pada Februari tahun lalu. Produksi batu bara in-house berkontribusi sebesar 51,2% total volume penjualan batu bara RMKE.
Sementara itu, Direktur Keuangan RMK Energy, Vincent Saputra, memastikan ekspansi perusahaan tetap berjalan sebab perseroan mengalokasikan sebagian besar laba bersih usaha untuk dana cadangan dan laba ditahan. Dari total laba bersih tahun 2022, sebesar Rp 82,5 miliar dialokasikan untuk dana cadangan dan Rp 275,8 miliar dialokasikan untuk laba ditahan.
"Alokasi dana tersebut masih dapat mendanai belanja modal perseroan tahun 2023 yang ditargetkan sebesar Rp 350 miliar," ujarnya.
Untuk diketahui, RMK Energy didirikan pada 22 Juni 2009 dan melantai perdana di Bursa Efek Indonesia pada 29 November 2021. Perseroan bergerak di bidang pelayanan jasa logistik batu bara yang meliputi bongkar muat batubara melalui jalur kereta api di Sumatera Selatan, jasa pelabuhan batu bara, serta penjualan batubara dari tambang in-house dan pihak ketiga.