PT United Tractors Tbk (UNTR) telah menghabiskan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga US$ 325 pada kuartal pertama 2023. Sebagai informasi, perusahaan Grup Astra tersebut menyiapkan capex sebesar US$ 1 miliar atau setara Rp 15,5 triliun di tahun ini.
Direktur United Tractors Iwan Hadiantoro mengatakan, tahun ini belanja modal akan digunakan US$ 900 untuk di bisnis mining services. Rinciannya untuk membeli alat-alat baru di sektor pertambangan, modal belanja yang digunakan sekitar US$ 800 hingga US$ 900 juta. Sementara di tambang emas perusahaan akan menggunakan modal belanja US$ 150 juta.
"Sementara untuk bisnis konstruksi akan menggunakan US$ 50 juta dolar. Sejauh ini, sampai kuartal pertama kami menggunakan US$ 325 juta untuk capex," katanya kepada wartawan di Gedung Astra, Rabu (5/7).
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K Loebis mengatakan, perusahaan akan menggunakan belanja modal tersebut untuk menambah jumlah alat berat. Hal ini dilakukan perseroan untuk meningkatkan produktivitas bisnis anak usahanya yaitu PT Pamapersada Nusantara (PAMA).
"Dari belanja modal US$ 1 miliar, sebesar US$ 800 sampai US$ 900 juta digunakan untuk segmen kontraktor penambangan guna mengganti alat berat yang telah usang serta rekondisi alat berat," kata Sara kepada Katadata.co.id, Kamis (12/1).
Sebagaimana diketahui, anak usaha UNTR tersebut bergerak di bidang pertambangan emas dan batu bara.
PAMA telah mengoperasikan 4.000 alat berat. Sedangkan sisanya, sekitar US$ 100 juta akan digunakan untuk keperluan infrastruktur aktivitas pertambangan emas dan batu bara milik UNTR.
Adapun UNTR mencetak laba bersih sebesar Rp 5,32 triliun di kuartal I 2023. Labanya meningkat 23,20% dari periode yang sama tahun 2022 senilai Rp 4,32 triliun.
Sementara pendapatan perseroan naik 24,69% menjadi Rp 34,88 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 27,97 triliun. Adapun pendapatan berdasarkan segmennya, penjualan barang meraih Rp 21,75 triliun. Raihan penjualan disokong pendapatan dari penambangan batu bara sebesar Rp 10,53 triliun.
Lalu penjualan mesin konstruksi Rp 9,51 triliun dan pendapatan dari penambangan emas tercatat Rp 1,69 triliun. Sementara pendapatan industri konstruksi tercatat sebesar Rp 14,38 miliar dan pendapatan energi yaitu Rp 337 juta.