Emiten menara telekomunikasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), membukukan laba bersih senilai Rp 1,02 triliun sampai dengan periode semester pertama tahun ini. Laba bersih tersebut tercatat naik 15% secara tahunan.
MTEL tercatat membukukan kenaikan pendapatan 11% secara tahunan menjadi Rp 4,1 triliun. Direktur Investasi dan Sekretaris Perusahaan Mitratel Hendra Purnama, menuturkan perolehan laba bersih tersebut ditopang oleh kontribusi dari pertumbuhan penyewaan menara yang meraih pendapatan Rp 3,45 triliun, meningkat 15,5% secara tahunan.
“Kontribusi pendapatan utamanya dari kolokasi. Bisnis ini mendominasi hingga 83,6% dari total pendapatan,” ucap Hendra, dalam diskusi terbatas dengan media, Kamis (27/7) di Gedung Telkom Landmark Tower, Jakarta.
Pendapatan Mitratel berikutnya disumbang oleh bisnis reseller, yakni penyewaan menara yang tidak dimiliki oleh Mitratel. Bisnis ini menyumbang pendapatan Rp 309 miliar, turun 8,8% secara yoy. Penurunan terjadi karena sebagian tenant dari reseller memutuskan untuk menyewa menara yang dimiliki oleh Mitratel secara langsung.
Berikutnya, pendapatan yang dihasilkan unit bisnis yang terkait dengan menara, seperti jasa penyediaan listrik ke menara atau power to the tower. Unit bisnis ini menghasilkan pendapatan Rp 282 miliar ke Mitratel dalam enam bulan pertama 2023.
Dari sisi perolehan pendapatan sebelum pajak, amortisasi dan depresiasi atau EBITDA mencapai Rp3,35 triliun pada semester I-2023, meningkat 16,1%. Rasio EBITDA Margin membaik menjadi 81,2% dibandingkan setahun sebelumnya 77,5%.
Rasio rentabilitas Mitratel lainnya juga meningkat, yakni Return on Asset (ROA) 3,6% dari sebelumnya 3,2% dan Return on Equity mencapai 6,2% dari sebelumnya 5,3%. Sementara itu, aset Mitratel tercatat tumbuh sebesar 1,3% menjadi Rp56,79 triliun dan total ekuitas Rp 33,06 triliun.
Dari sisi beban, operational expenditure (opex) MTEL yang meliputi beban perencanaan, operasi dan pemeliharaan menara, konstruksi dan manajemen proyek, beban umum dan administratif serta kompensasi karyawan mencapai Rp 776 miliar.
Beban operasional MTEL ini susut 7% secara yoy pada paruh pertama tahun ini. Namun, jika memperhitungkan depresiasi dan amortisasi yang mengalami kenaikan signifikan, total beban yang ditanggung MTEL hanya tumbuh 8% menjadi Rp 2,35 triliun yoy sehingga menyebabkan kenaikan di pos laba bersih.
Pada perdagangan Kamis ini, harga saham MTEL terpantau naik 1,50% ke level Rp 675 setiap saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 55,96 triliun.
Selanjutnya: MTEL Akuisisi 997 Menara Indosat di Semester I