PT Timah Tbk (TINS) mencatat laba bersih di semester satu 2023 mengalami penurunan 98,5% menjadi Rp 16,27 miliar, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,08 triliun. Laba bersih per saham dasar ikut melorot ke level Rp 2 dari Rp 145 per lembar.
Direktur Keuangan dan Manajemen PT Timah Tbk Fina Eliani menjelaskan, penurunan sebagian harga logam pada akhir semester satu 2023 di tengah permintaan global yang lemah dan peningkatan persediaan logam timah di gudang London Metal Exchange, mengakibatkan harga logam timah bergerak fluktuatif cenderung menurun.
“Kondisi harga jual rerata logam timah dan cuaca yang belum mendukung sampai dengan semester satu 2023 masih menjadi penyebab penurunan produksi timah yang menggerus laba bersih perseroan,” ujarnya dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (1/9).
Harga jual rerata logam timah sebesar US$ 26.828 per metrik ton atau lebih rendah 35% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 41.110 per metrik ton.
Selain laba, perseroan juga membukukan penurunan pendapatan. Pendapatan tercatat sebesar Rp 4,57 triliun atau turun 38,90% dibandingkan pendapatan paruh pertama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 7,48 triliun.
TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 7.755 ton atau tercapai 78% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9.901 ton. Adapun produksi logam timah sebesar 8.100 metrik ton atau tercapai 92% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 8.805 metrik ton. Serta penjualan logam timah sebesar 8.307 metrik ton atau tercapai 84% dari sebelumnya 9.942 metrik ton.
Sampai Juni 2023, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 92% dengan enam besar negara tujuan ekspor meliputi Jepang 17%, Korea Selatan 14%, Belanda 11%, Amerika Serikat 9%, Taiwan 9%, dan India 8%.
Sementara aset perseroan tercatat sebesar Rp 12,8 triliun, turun dari posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 13,07 triliun. Liabilitas naik menjadi Rp 6,12 triliun dari sebelumnya Rp 6,03 triliun. Bersamaan dengan itu, ekuitas susut menjadi Rp 6,68 triliun dari Rp 7,04 triliun pada akhir tahun lalu.