Ekosistem PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turut memberi andil sekitar 35% dari seluruh nasabah emiten bank digital, PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang mencapai 8,3 juta. Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung menyebut potensi pertumbuhannya masih cukup besar mengingat ruang kolaborasi yang terus berlangsung.
Arief menyebut hasil kolaborasi Bank Jago dengan ekosistem GOTO, tercermin dari pertumbuhan pembiayaan dan kredit di semester pertama tahun ini yang mencapai 54% secara tahunan menjadi Rp 11,2 triliun. Sedangkan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Jago tercatat tumbuh 65% menjadi Rp 10,1 triliun di semester pertama 2023.
Di tengah pertumbuhan penyaluran kredit dan DPK, laba perusahaan juga naik 40% secara tahunan menjadi Rp 41 miliar pada enam bulan pertama tahun ini.
"Ini tidak terlepas dari dukungan dari rekan sekoalisi kita, GOTO. Sekitar 35% dari jumlah nasabah kita 8,3 juta, dikonstribusi dari ekosistem GOTO," ucap Arief, di acara Focus Grup Discussion Bank Jago di Kuta, Bali, Kamis (7/9).
Hingga Juni tahun ini, total nasabah Bank Jago mencapai 8,3 juta, angka ini sudah termasuk 6,7 nasabah funding pengguna aplikasi Bank Jago yang mengalami pertumbuhan dua kali lipat dari setahun sebelumnya. Arief pun menargetkan, kontribusi nasabah dari ekosistem GOTO bakal terus meningkat.
Direktur sekaligus President of Financial Technology GOTO Hans Patuwo, menuturkan potensi kolaborasi Gopay dengan Bank Jago masih sangat besar setelah menjalin kerja sama dua tahun terakhir.
Hans juga menilai, kolaborasi antara Bank Jago dengan GoTo Financial merupakan kerja sama yang saling melengkapi. "Kami percaya, ke depan bisa menjadi lebih baik lagi," ujar dia.
Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah Redjalam berpendapat bank digital secara bisnis sangat membutuhkan kolaborasi. Bila tidak tergabung dalam ekosistem, bank digital akan sulit untuk berkembang.
Piter juga mengibaratkan, bank digital itu seperti sebuah lomba yang baru dimulai. "Bank Jago sudah mencuri start, karena Bank Jago adalah yang pertama membentuk ekosistem bank digital di Indonesia. Artinya, dia tidak mungkin sendi, akan bertumpu pada seberapa besar mengembangkan ekosistemnya," kata dia.