PT Bank Muamalat Indonesia Tbk berencana untuk melakukan pencatatan saham atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir tahun 2023.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyampaikan, saat ini Bank Muamalat masih dalam proses untuk penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham di BEI. Namun Bank Muamalat belum masuk pipeline dalam antrean penawaran umum perdana saham.
“Intinya belum masuk pipeline, tapi kan kita mendengar informasi bahwa mereka sedang dalam proses untuk dokumentasi,” ucap Nyoman di Gedung BEI, Rabu (11/10).
Sebagai informasi Bank Muamalat, sejak 1993 Bank Muamalat telah menjadi perusahaan terbuka, namun sahamnya belum tercatat di bursa hingga saat ini. Jelang listing, perseroan mencatatkan total aset sebesar Rp 63,9 triliun atau tumbuh 6,7% secara tahunan pada semester pertama 2023 atau terbesar sepanjang sejarah Bank Muamalat.
Per 30 Juni 2023, laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp 40,9 miliar atau tumbuh 52,1%. Total modal Bank Muamalat tercatat sebesar Rp 7 triliun per 30 Juni 2023. Adapun rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 31,28% per akhir Juni 2023, berada jauh di atas ambang batas ketentuan regulator. Dana pihak ketiga (DPK) juga bertumbuh 5,2% sepanjang semester pertama 2023 menjadi Rp 20,7 triliun.
Sementara Sekretaris Perusahaan Bank Muamalat Indonesia Hayunaji mengatakan, aksi korporasi ini hanya sebatas pencatatan saham tanpa diikuti penawaran umum saham perdana.
“Sehingga tidak ada skema kepemilikan saham," katanya saat dihubungi Katadata.co.id, Jumat (23/6).
Hayunaji mengatakan, tujuan dari pencatatan saham di bursa selain untuk memenuhi ketentuan regulator, yaitu untuk memberikan kesempatan kepada publik untuk dapat ikut memiliki saham Bank Muamalat. Di sisi lain, listing ini untuk menambah likuiditas efek syariah di pasar modal.