PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) telah menyiapkan strategi untuk mengatasi dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Perusahaan melakukan beberapa kesepakatan nilai tukar dengan pemasok bahan baku produksinya.
Direktur Keuangan UNVR Vivek Agarwal mengatakan sejauh ini Unilever Indonesia belum memiliki metode khusus untuk mengatasi fluktuasi nilai tukar, sebab perusahaan tidak terlalu terpapar langsung. Meski demikian, perusahaan tetap berusaha mengurangi eksposur atau dampak pelemahan rupiah. Hal tersebut disebabkan sebagian besar bahan baku dan komponen lokal dalam proses produksinya masih terkait dengan dolar AS.
Maka sebab itu demi mengatasi hal ini, Ia menyampaikan Unilever Indonesia telah menerapkan berbagai teknik, termasuk kesepakatan nilai tukar dengan pihak-pihak terkait. “Jadi memang ada dampak tidak langsung (indirect) karena Unilever membeli bahan baku lokal dalam dolar AS," kata Vivek saat paparan Laporan Keuangan Kuartal III 2023, Rabu (25/10).
Pada penutupan perdagangan Rabu (25/10), nilai tukar rupiah melemah 21 poin ke level Rp 15.870 per dolar AS. Sejak awal tahun ini, rupiah melemah 0,7% terhadap dolar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, rupiah masih akan mengalami tekanan dalam jangka pendek atau setidaknya hingga akhir Oktober 2023. Sejumlah faktor global akan menjadi penyebab utama rupiah melemah.
"Kami melihat rupiah sampai akhir Oktober 2023 dapat berada pada rentang 15.700–15.900 per dolar AS," ujar Josua kepada Katadata.co.id, Jumat (20/10).
Josua pun menilai, pelemahan rupiah yang terjadi saat ini sudah mulai memengaruhi harga barang-barang impor. Jenis barang-barang yang rentan naik karena pelemahan rupiah, antara lain:
- Makanan dan minuman yang masih banyak diimpor, seperti gandum, gula, dan kedelai
- Farmasi atau obat-obatan
- Barang elektronik
- Tekstil
Pergerakan harga barang, menurut Josua, juga akan dipengaruhi oleh seberapa melemah rupiah. Ia mengatakan, keputusan The Fed pada awal bulan depan akan menentukan pergerakan rupiah hingga akhir tahun ini. Jika The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya, dolar AS akan menguat dan ini akan menambah tekanan pada rupiah.