Bank Jatim Torehkan Laba Rp 1,09 Triliun

Katadata/Nur Hana Putri Nabila
30/10/2023, 14.43 WIB

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim membukukan laba bersih sebanyak Rp 1,09 triliun pada kuartal tiga 2023. Capaian laba tersebut turun 9,02% year on year (yoy) dibandingkan dengan laba bersih periode pada yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,2 triliun. 

Direktur Keuangan, Treasury, dan Global Services Bank Jatim Edi Masrianto mengatakan, penurunan laba bersih bank disebabkan oleh tren suku bunga acuan tinggi. Tak hanya itu, laba BJTM terpengaruh oleh kenaikan giro wajib minimum (GWM) menjadi 9% dari Bank Indonesia (BI). 

"Tahun lalu GWM 5%, sekarang jadi 9%. Jadi ada soal di situ. Tapi itu inline dengan kondisi ekonomi global saat ini," ucap Edi dalam paparan kinerja laporan keuangan kuartal III 2023, di Jakarta, Senin (30/10). 

Sementara itu, Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menjelaskan, implementasi dan strategi yang dicanangkan BJTM secara keseluruhan relatif memenuhi target. Di antaranya aset tumbuh sebanyak 8,69% yoy atau sebesar Rp 107 triliun. Di mana kontribusi dari peningkatan aset produktif yaitu kepemilikan surat berharga naik 10,29%. Selain itu, penyaluran kredit tumbuh 12,61% dan pengelolaan aset produktif perseroan menghasilkan pendapatan bunga yang tumbuh 3,8% yoy.

Dari sisi kredit, pertumbuhan kredit BJTM meningkat sebanyak 12,61% yoy. Pertumbuhan tersebut diatas rata rata pertumbuhan sektor industri perbankan per September, yaitu di angka 8,96%. Pertumbuhan kredit tertinggi Bank Jatim yakni di sektor produktif (komersial & SME) sebanyak 25,44 % dan sektor konsumer sebesar 4,74%.

Pertumbuhan kredit yang telah dicapai Bank Jatim membuat rasio pembiayaan terhadap pengelolaan dana (LDR) perseroan meningkat. Rasio LDR pada triwulan tiga tahun 2022 hanya sebesar 55,40%, kemudian naik menjadi 61,49% pada triwulan tiga 2023.

Seiring dengan pertumbuhan kredit, aset bank pun naik 8,69% yoy menjadi sebanyak Rp 107,03 triliun pada kuartal III 2023. Selain itu, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross turun dari 3,72% pada September 2022 menjadi 2,74% pada September 2023. 

“Itu artinya kualitas kredit Bank Jatim semakin sehat dan menjadi tanda adanya recovery dari beberapa sektor ekonomi,” kata Busrul. 

Di sisi lain, Busrul menyampaikan ada beberapa strategi yang dilakukan untuk mengembangkan bisnis baru dengan menyediakan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat umum. Kemudian di sisi transaksional, Bank Jatim menyediakan layanan untuk segmen masyarakat dengan dana kelolaan di atas rata-rata yang tentunya membutuhkan perlakuan khusus, seperti Layanan Jatim Prioritas. 

Layanan ini, kata Busrul disediakan untuk nasabah dengan dana kelolaan minimal sebesar Rp 250 juta untuk periode tertentu.

"Keunggulannya banyak, seperti suku bunga simpanan yang kompetitif, ada penawaran diskon dari merchant yang bekerja sama, serta tersedia layanan khusus di beberapa outlet bisnis dan cabang perseroan," katanya.

Tak hanya itu, Bank Jatim juga telah meluncurkan layanan pembukaan rekening online yakni JConnect PRO, yang memungkinkan calon nasabah untuk membuka rekening tanpa perlu datang ke kantor fisik. Layanan ini telah memberikan dampak positif pada berbagai aspek operasional bank, termasuk meningkatkan tingkat Dana Pihak Ketiga (DPK). Selain itu meningkatkan pemanfaatan JConnect sebagai merek digital perusahaan, meningkatkan jumlah rekening nasabah, hingga meningkatkan pendapatan berbasis biaya.

"Dari seluruh strategi yang diimplementasikan merupakan cara kami untuk bermain di pasar area baru dan terbukti mampu meningkatkan jumlah number of account dari nasabah perseroan sebesar 10,54%," ucap Busrul.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila