PT Astra International Tbk (ASII) membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 25,69 triliun hingga September 2023. Laba perusahaan naik 10,12% dibandingkan dengan September 2022 senilai Rp 23,33 triliun.
Seiring kenaikan laba, pendapatan Astra International tercatat Rp 240,91 triliun, meningkat 8,83% sampai kuartal tiga 2023. Pendapatan perusahaan pada kuartal tiga tahun lalu yaitu Rp 221,35 triliun.
Presiden Direktur ASII Djony Bunarto Tjondro mengatakan, kinerja grup sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2023 cukup baik, mencerminkan pemulihan pasca pandemi yang berlanjut.
"Kami melihat grup akan dapat tetap resilient di tengah ketidakpastian perekonomian global dan membukukan kinerja yang baik hingga akhir tahun dengan pertumbuhan yang moderat pada kuartal terakhir," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (1/11).
Berikut rincian laba bersih grup berdasarkan divisi bisnis pada sembilan bulan pertama tahun 2023 :
a. Otomotif
Laba bersih divisi otomotif grup meningkat 35% menjadi Rp 9,2 triliun, yang mencerminkan peningkatan volume penjualan. Penjualan mobil Astra meningkat 2% menjadi 421 ribu unit, dengan pangsa pasar yang meningkat dari 55% menjadi 56%.
Penjualan Astra atas sepeda motor Honda meningkat 39 menjadi 3,7 juta unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dimana pada saat itu terdapat kendala produksi akibat masalah ketersediaan semikonduktor yang berdampak pada bisnis.
Dalam keterangannya, bisnis komponen otomotif dengan kepemilikan 80%, Astra Otoparts mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 58% menjadi Rp 1,3 triliun pada sembilan bulan pertama 2023.
b. Jasa Keuangan
Laba bersih divisi jasa keuangan grup meningkat 33%menjadi Rp 5,9 triliun selama sembilan bulan pertama tahun 2023. Kenaikan dipicu oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dan asuransi umum.
c. Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi
Laba bersih divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi grup selama sembilan bulan pertama tahun 2023 menurun 1% menjadi Rp 9,4 triliun, terutama disebabkan kontribusi yang lebih rendah dari bisnis pertambangan batu bara dan emas.
PT United Tractors Tbk (UNTR), yang 59,5% sahamnya dimiliki perseroan, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 3% menjadi Rp 15,3 triliun.
d. Agribisnis
Laba bersih divisi agribisnis grup selama sembilan bulan pertama tahun 2023 menurun 34% menjadi Rp 638 miliar. Hal ini terutama disebabkan harga minyak kelapa sawit (CPO) yang rendah.
ASII mencatatkan laba bersih PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), yang 79,7% sahamnya dimiliki perseroan turun sebesar 34% menjadi Rp 801 miliar. Volume penjualan CPO dan produk turunannya meningkat 18% menjadi 1,3 juta ton. Harga CPO menurun 16% menjadi Rp 11,153 per kilogram.
e. Teknologi Informasi
Divisi teknologi informasi Grup, PT Astra Graphia Tbk (ASGR), yang 76,9% sahamnya dimiliki perseroan, mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 96% menjadi Rp 96 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan marjin usaha dan pendapatan.
Jumlah aset ASII hingga 30 September 2023 yaitu Rp 50,71 triliun. Aset perusahaan menyusut 20,47% dari Desember 2022 yakni Rp 63,77 triliun.
Lalu liabilitas ASII yaitu Rp 204 triliun hingga 30 September 2023. Liabilitas Astra International membengkak 20,3% dari Desember 2022 yakni Rp 169,57 triliun. Sementara ekuitas perusahaan Rp 238,96 triliun, turun 1,94% dari sebelum Rp 243,72 triliun.