Saham emiten produsen baja BUMN, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), turun kasta dari sebelumnya dicatatkan di papan utama menjadi papan pengembangan di Bursa Efek Indonesia. Sementara itu, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) naik dari papan pengembangan ke papan utama.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan otoritas bursa yang dilakukan setiap Mei dan November, KRAS masuk dalam daftar emiten yang turun kasta tersebut bersama dengan PT Victoria Investama Tbk (VICO).
"Perubahan penempatan papan pencatatan tersebut berlaku sejak tanggal 30 November 2023 sepanjang tidak ada hal tertentu yang mempengaruhi keputusan perpindahan papan sesuai dengan peraturan bursa,” bunyi pengumuman itu, dikutip Jumat (24/11).
Dasar keputusan bursa menurunkan papan pencatatan saham KRAS mengacu pada Surat Keputusan Direksi Bursa Efek Indonesia Nomor Kep-00101/BEI/12-2021 pada tanggal 21 Desember 2021 perihal Perubahan Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat.
Dalam aturan itu tertera, perusahaan dapat dicatatkan di papan utama apabila memiliki laba sebelum pajak pada setahun terakhir dan memiliki aset berwujud bersih Rp 250 miliar.
Kedua, memiliki akumulasi laba sebelum pajak pada 2 (dua) tahun buku terakhir paling sedikit Rp 100 miliar dan kapitalisasi pasar Rp 1 triliun. Kemudian, perusahaan di papan utama juga memiliki pendapatan usaha pada satu tahun buku terakhir Rp 800 miliar.
Selanjutnya, jumlah saham beredar publik minimal atau free float setelah penawaran umum paling sedikit 300 juta saham dengan ketentuan minimal 10% bagi yang ekuitasnya Rp 2 triliun.
Kemudian, 15% bagi yang nilai ekuitasnya antara Rp 500 miliar hingga Rp 2 triliun. Sedangkan, free float 20% berlaku apabila memiliki nilai ekuitas Rp 500 miliar sebelum penawaran umum.
Untuk diketahui, sampai dengan periode September 2023, Krakatau Steel masih membukukan kerugian bersih Rp 951,04 miliar dengan pendapatan Rp 19,57 triliun. Kerugian ini lebih dalam raihan kinerja di kuartal kedua tahun ini yang rugi sebesar Rp 561 miliar meskipun perusahaan membukukan pendapatan Rp 14,77 triliun.
Bersamaan dengan itu, BEI juga mengumumkan 11 perusahaan yang naik kelas dari sebelumnya di papan pengembangan menjadi papan utama. Berikut rinciannya:
- Adaro Minerals Indonesia (ADMR)
- Bank Jago (ARTO)
- Tera Data Indonusa (AXIO)
- Bank Aladin Syariah (BANK)
- Allo Bank Indonesia (BBHI)
- Bali Bintang Sejahtera (BBHI)
- Cardig Aero Services (CASS)
- Jhonlin Agro Raya (JARR)
- Jasuindo Tiga Perkasa (JTPE)
- Mandala Multifinance (MFIN)
- SLJ Global (SULI)