PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan peningkatan jumlah nasabah sebesar 2-3 juta per tahun.
Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna optimistis jumlah tersebut dapat tercapai sebab saat ini penambahan jumlah nasabah baru BSI sekitar 200.000 hingga 240.000 setiap bulan.
“Oleh karena itu, kami optimis bahwa setiap tahun target pertumbuhan nasabah 2 juta sampai 3 juta,” ujar Anton dalam keterangan resmi, Rabu (28/2).
Selain itu, Anton menyampaikan bahwa hingga akhir Desember 2023 jumlah basis nasabah BSI mencapai 19,65 juta dengan pertumbuhan 10,53% secara tahunan (yoy). Capaian ini diraih melalui langkah strategis BSI yang mendorong peningkatan basis nasabah. Di antaranya perluasan literasi syariah hingga optimalisasi branding serta penguatan sektor-sektor potensial yang mendorong bisnis BSI, seperti halal ekosistem, segmen ritel dan juga bisnis emas.
“Tapi ada hal lain lagi yang kami pertimbangkan terkait syariah adalah kaitannya dengan kemampuan di level servis. Jadi bukan produknya saja, tapi servis juga. Menurut saya, ini ruang yang sangat luas untuk kita kembangkan,” papar Anton.
Menurut Anton, pertumbuhan nasabah BSI tak bisa lepas dari pengembangan produk-produk layanan yang lebih bervariasi. Saat ini BSI fokus untuk mendorong produk-produk yang sudah ada agar lebih dikenal masyarakat. Salah satunya masuk dalam pasar modal syariah melalui pembukaan Rekening Dana Nasabah (RDN).
Selain itu, Anton mengatakan BSI tengah mendorong instrumen wakaf untuk bisa diakses dengan mudah lewat BSI Deposito Wakaf yang saat ini bekerja sama dengan Nazhir salah satu kampus. Tujuannya adalah penetrasi pasar dengan produk deposito, namun bagi hasilnya nanti akan berkelanjutan untuk optimalisasi pendidikan di indonesia, khususnya bagi mahasiswa berprestasi yang tidak mampu.
Dengan demikian, Anton menyebut hal ini ini menjadi nilai tambah BSI yang tak hanya fokus pada solusi finansial, melainkan solusi bagi sosial dan spiritual. Dengan adanya ini, BSI optimistis akan menjadi bank syariah yang mampu masuk ke dalam seluruh segmen masyarakat secara menyeluruh.
“Artinya, satu orang mungkin nanti akan memiliki lebih dari 2-3 produk syariah yang bisa dipakai dalam aktivitasnya,” kata Anton.