Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan total perolehan laba bersih seluruh perusahaan pelat merah yang belum diaudit mencapai Rp 292 triliun sepanjang tahun 2023. Perolehan ini mengalami kenaikan 15% dibanding tahun sebelumnya.
"Angka-angka laporan keuangan gabungan sedang dalam proses audit yang diharapkan akan selesai pada Mei-Juni 2024 seiring penyelesaian audit masing-masing BUMN," kata Erick Thohir, usai usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, dikutip Rabu (20/3).
Erick pun menuturkan kontribusi BUMN kepada negara terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terefleksi dari penerimaan negara dari BUMN dalam bentuk pajak, dividen dan PNBP lainnya sudah mencapai 21,9% dari total pendapatan negara di luar hibah untuk 2023.
"Kontribusi BUMN terhadap penerimaan fiskal ini meningkat terutama akibat pertumbuhan dividen yang meningkat dari Rp 39,7 triliun di 2022 menjadi Rp 81,2 triliun pada 2023," kata dia.
Tak hanya itu, Erick mengatakan proporsi dividen BUMN saat ini lebih besar daripada penyertaan modal negara (PMN). Hal ini tentu merupakan kabar yang menggembirakan bagi kinerja dan kontribusi BUMN terhadap negara.
“Sudah dirapatkan sebelumnya, ada Rp13,6 triliun untuk PMN itu bagian dari alokasi cadangan investasi tahun 2024 yang kalau kita lihat kumulatif sudah disepakati kemarin, dan dividennya Rp 81,2 triliun. Jadi, antara PMN dan dividen kan jauh nilainya," ucap Erick.
Dalam paparannya, Erick membeberkan sebaran realisasi dan usulan PMN tunai 2020-2024 dengan total sebesar Rp226,1 triliun. Rinciannya, Rp27 triliun pada 2020, Rp68,9 triliun pada 2021, Rp53,1 triliun pada 2022, Rp35,3 triliun pada 2023, dan Rp41,8 triliun pada 2024.
Sementara, total realisasi dan usulan dividen 2020- 2024 sebesar Rp279,7 triliun atau lebih besar dari PMN. Adapun rincian dividen pada 2020 sebesar Rp43,9 triliun, Rp29,5 triliun pada 2021, Rp39,7 triliun pada 2022, Rp81,2 triliun pada 2023, Rp85,5 triliun pada 2024.
"Cuma, untuk tahun depan saya mempersiapkan, siapa pun menterinya paling tidak sudah punya catatan buat PMN dan dividen berikutnya," lanjut Erick.