PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), membukukan laba bersih Rp 6,05 triliun hingga kuartal pertama tahun ini. Perolehan laba bersih tersebut tercatat turun 5,7% dibanding periode sama di tahun sebelumnya Rp 6,42 triliun.
Penurunan laba bersih ini berimplikasi pada turunnya nilai laba bersih per saham TLKM menjadi Rp 61,10 per saham dari tahun sebelumnya Rp 64,85 per lembarnya.
Berdasarkan publikasi kinerja keuangan perusahaan, Kamis (18/4), sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, Telkom Indonesia meraup pendapatan Rp 37,42 triliun, naik 3,7% dari periode sama di tahun sebelumnya Rp 36,09 triliun.
Segmen data, internet, dan jasa teknologi informatika masih menyumbang pendapatan paling besar Rp 22,90 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya Rp 20,89 triliun.
Pendapatan lainnya juga disokong IndiHome sebesar Rp 6,86 triliun dari tahun sebelumnya Rp 7,19 triliun. Sementara itu, pendapatan telepon mengalami penurunan menjadi Rp 1,74 triliun dari kuartal pertama 2023 sebesar Rp 3,03 triliun.
Meski membukukan kenaikan pendapatan, emiten bersandi TLKM ini juga mencatatkan kenaikan di sejumlah pos biaya dan beban. Misalnya, yang terbesar di beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi meningkat Rp 9,6 triliun dari kuartal pertama 2023 Rp 9,17 triliun.
Perusahaan juga mencatat kenaikan beban penyusutan dan amortisasi dari sebelumnya Rp 7,8 triliun menjadi Rp 8,08 triliun.
Sementara, kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi di tiga bulan pertama tahun ini lebih dalam menjadi Rp 794 miliar dari periode sama tahun 2023 sebesar Rp 763 miliar.
Investasi ini termasuk Telkomsel di saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO). Per tanggal 31 Maret 2024, dengan acuan harga pasar saham GOTO sebesar Rp69 per saham. Jumlah rugi yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GOTO mencapai Rp403 miliar.
Pada Kamis ini, harga saham TLKM mengalami kenaikan 1,56% menjadi Rp 3.250 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 321,95 triliun.