PT Astra International Tbk (ASII) membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 7,46 triliun per kuartal satu 2024. Laba yang diperoleh oleh perusahaan mengalami penurunan 14,39% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 8,71 triliun.

Melansir laporan keuangan perusahaan, pendapatan ASII per kuartal I 2024 terkikis 2,13% menjadi Rp 81,2 triliun. Raihan pendapatan Astra International di periode kuartal pertama 2023 sebanyak Rp 82,98 triliun.

Presiden Direktur ASII Djony Bunarto Tjondro mengatakan, kinerja grup pada kuartal pertama tahun 2024 menurun. Hal ini terutama merefleksikan kondisi ekonomi yang melemah dan penurunan harga batu bara dari tingkat harga yang tinggi sebelumnya. Namun demikian Djony menyatakan jika perusahaan tetap optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Didukung oleh neraca keuangan yang kuat, grup dengan diversifikasi portofolio bisnisnya berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang-peluang pertumbuhan jangka Panjang," kata Djony dalam keterangan resminya, Selasa (30/4).

Pada segmen otomotif, penjualan mobil Astra menurun 20% menjadi 120 ribu unit. Sementara pangsa pasar meningkat dari 53% menjadi 56%. Selama kuartal ini, telah diluncurkan empat model baru dan tiga model revamped.

Selain turunnya penjualan mobil, penjualan sepeda motor PT Astra Honda Motor menurun 8% menjadi 1,32 juta unit dan pangsa pasar menurun dari 79% menjadi 76%. Selama kuartal ini, telah diluncurkan satu model baru dan satu model revamped.

Untuk segmen jasa keuangan, laba bersih divisi jasa keuangan grup meningkat 12% menjadi Rp 2,1 triliun pada kuartal pertama tahun 2024. Terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dengan portofolio pembiayaan yang meningkat.

Menurut data ASII, nilai pembiayaan baru pada bisnis pembiayaan konsumen grup meningkat 8% menjadi Rp 33,3 triliun. Kontribusi laba bersih dari perusahaan pembiayaan grup yang berfokus pada pembiayaan mobil meningkat 3% menjadi Rp 571 miliar.

"Total pembiayaan baru yang disalurkan oleh perusahaan pembiayaan grup yang fokus pada pembiayaan alat berat meningkat sebesar 4% menjadi Rp 3,3 triliun," tulis Djony.

Sementara, laba bersih dari segmen alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi menurun 15% menjadi Rp 2,8 triliun, Hal ini terutama disebabkan penurunan kontribusi dari bisnis pertambangan dan mesin konstruksi. Adapun anak perseroan yakni PT United Tractors Tbk melaporkan penurunan laba bersih sebesar 15% menjadi Rp 4,5 triliun.

ASII melaporkan jika penjualan alat berat Komatsu menurun 37% menjadi 1.100 unit dan pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharan juga menurun.

Selanjutnya, laba bersih dari segmen agribisnis grup meningkat 3% menjadi R184 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya. Anak usaha dari segmen ini, PT Astra Agro Lestari Tbk melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 3% menjadi Rp 231 miliar.

Lalu emiten dari divisi teknologi informasi PT Astra Graphia Tbk mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 16% menjadi Rp 22 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan marjin usaha.

Di sisi lain dari divisi properti, ASII melaporkan laba bersih yang relatif stabil sebesar Rp 45 miliar. Hal ini terutama disebabkan kenaikan tingkat hunian di Menara Astra yang mengimbangi serah terima unit residensial yang lebih rendah di Arumaya Residences.

Total liabilitas Astra International di kuartal pertama 2024 meningkat 1,63% menjadi Rp 198,44 triliun. Jika dibandingkan dengan periode Desember 2023 yaitu Rp 195,26 triliun. Sementara ekuitas ASII per kuartal I 2024 sebesar Rp 261,58 triliun. Jumlah ekuitas perusahaan mengalami kenaikan 4,45% dari Desember 2023 yaitu Rp 250,41 miliar.

Total aset Astra International senilai Rp 460,02 triliiun. Nilai aset ASII mengalami kenaikan 3,21% dibandingkan Desember 2023 yakni Rp 445,67 triliun.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail