Alfamart Raup Laba Rp 890 Miliar di Kuartal I 2024, Naik 14%

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym.
Kasir memindai barcode QRIS dari gawai konsumen di gerai Alfamart. Hingga kuartal I 2024, Sumber Alfaria Trijaya mengantongi laba bersih Rp 890 miliar.
2/5/2024, 14.34 WIB

Emiten pengelola Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 890,31 miliar hingga Maret 2024. Laba perusahaan naik 14,75% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 775,82 miliar.

Seiring dengan naiknya laba, pendapatan Sumber Alfaria Trijaya turut mengalami kenaikan 12,07% menjadi Rp 29,32 triliun per Maret 2024. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan perusahaan yakni Rp 26,16 triliun.

Pendapatan bersih Alfamart ditopang dari segmen makanan sebesar Rp 21,32 triliun. Angka ini meningkat dari sebelumnya Rp 18,73 triliun. Sementara pendapatan dari segmen non makanan, perusahaan meraup Rp 8 triliun dibandingkan sebelumnya Rp 18,73 triliun.

Adapun pendapatan bersih dari pihak berelasi sebesar Rp 9,46 triliun untuk segmen makanan. Sedangkan, untuk segmen non makanan memberi andil Rp 18,8 triliun hingga kuartal pertama 2024.

Meski pendapatan naik, beban pokok pendapatan Sumber Alfaria per Maret 2024 juga membengkak 12,04% menjadi Rp 22,93 triliun dibandingkan dengan periode tahun lalu Rp 20,47 triliun.

Sementara itu, terdapat beban penjualan dan distribusi Alfria di kuartal pertama tahun ini Rp 5,02 triliun. Angkanya meningkat 12,85% dari Maret 2023 sebesar Rp 4,45 triliun. Kemudian untuk beban umum dan administrasi perusahaan mencatatkan sebesar Rp 485,36 miliar dari sebelum Rp 477,4 miliar.

Total ekuitas Sumber Alfaria Trijaya hingga Maret 2024 tercatat Rp 16,53 triliun. Ekuitas Alfaria meningkat 5,27% dibandingkan dengan periode Desember 2023 Rp 15,7 triliun. Sementara total liabilitas perusahaan sepanjang kuartal I 2024 yaitu Rp 23,84 triliun dari sebelum Rp 18,54 triliun. Adapun total aset Alfaria sepanjang Maret 2023 Rp 40,37 triliun dari sebelumnya Rp 34,24 triliun.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail