Operator telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT), memastikan akan memulai proyek (kick off) kolaborasi dengan perusahaan teknologi NVIDIA pada kuartal ketiga tahun ini.
Indosat, melalui entitas usahanya, Lintasarta akan menjadi mitra penyedia cloud NVIDIA pertama di Indonesia dengan menghadirkan platform AI full-stack NVIDIA ke perusahaan-perusahaan di dalam negeri dengan teknologi GPU NVIDIA.
"Proyek ini akan dimulai pada Q3 2024 dengan batch pertama 1.000 GPU dari NVIDIA," tulis manajemen Indosat, dalam dokumen paparan publik perusahaan, dikutip Jumat (17/5).
Layanan AI Cloud milik Indosat dan Lintasarta bakal mengembangkan pusat data generasi baru yang berkelanjutan, hyper-connected dan dilengkapi kecerdasan buatan. Dalam kerja sama ini, NVIDIA berinvestasi senilai US$ 200 juta atau setara Rp 3,18 triliun dengan membangun pusat AI di Solo, Jawa Tengah.
President Director and Chief Executive Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, sebelumnya menyatakan kolaborasi ini menandai momentum penting. Teknologi AI NVIDIA akan diimplementasikan pada pusat data yang dioperasikan oleh BDx Indonesia, perusahaan patungan Indosat Ooredoo Hutchison, Lintasarta, dan BDx Data Centers.
“Sebagai technology powerhouse, Indosat Ooredoo Hutchison bercita-cita menjadi salah satu penggerak utama dari demokratisasi digitalisasi di Tanah Air. Kolaborasi dengan NVIDIA akan memainkan peranan krusial dalam mencapai visi tersebut,” kata Vikram, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/2) lalu.
Kinerja Indosat di Q1 2024
Sepanjang periode tiga bulan pertama tahun ini, Indosat membukukan kenaikan pendapatan 15,8% pada periode tiga bulan pertama tahun ini menjadi Rp 13,85 triliun. Dibanding tahun sebelumnya, Indosat mengantongi pendapatan Rp 11,9 triliun.
Pendapatan selular mencatatkan kenaikan 13,6% menjadi Rp 11,65 triliun dari triwulan pertama tahun sebelumnya Rp 1o,25 triliun terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan data.
Pendapatan MIDI juga meningkat sebesar 35,5% dibanding tiga bulan pertama 2023, disebabkan oleh peningkatan pendapatan layanan IT, internet tetap dan konektivitas tetap. Sedangkan, pendapatan telekomunikasi tetap menurun sebesar 10,7% dibandingkan kuartal pertama 2023 dikontribusi oleh penurunan pendapatan telepon internasional.
Seturut dengan pertumbuhan itu, jumlah pelanggan perusahaan mengalami kenaikan sebesar 2,3 juta pelanggan menjadi 100,8 juta dibandingkan dengan triwulan pertama 2023. Sementara pendapatan rata-rata per unit atau ARPU untuk pelanggan seluler meningkat pada kuartal pertama 2024 menjadi Rp 37,5 ribu, naik 13,9% atau Rp 4,6 ribu lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Sementara EBITDA perusahaan tumbuh lebih cepat daripada pendapatan, naik sebesar 22,1% YoY menjadi Rp 6,5 triliun. Kenaikan ini disebabkan oleh kombinasi pertumbuhan pendapatan dan optimasi biaya.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban-beban perusahaan juga naik 15,5% menjadi Rp 11,06 triliun dari kuartal pertama tahun sebelumnya Rp 9,58 triliun.
Alhasil, emiten bersandi ISAT ini mengantongi laba bersih Rp 1,29 triliun pada triwulan pertama 2024, naik 39,4% dibanding periode sama di tahun sebelumnya Rp 929 miliar.Kenaikan laba bersih ini turut mengerek perolehan laba per saham ISAT dari sebelumnya Rp 115 per unit menjadi Rp 160 per saham.
Hingga tiga bulan pertama ini, total aset Indosat meningkat 0,8% menjadi Rp 115,61 triliun dibanding akhir 2023 senilai Rp 114,72 triliun. Liabilitas perusahaan turun menjadi Rp 80,57 triliun dari posisi akhir Desember lalu Rp 81,01 triliun. Sedangkan, ekuitas perusahaan naik dari akhir tahun lalu Rp 33,70 triliun menjadi Rp 35,03 triliun.