Pakar Digital Khawatirkan Ini Usai PHK Massal Pegawai Tokopedia

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah pekerja melintas di kantor Tokopedia, Jakarta.
Penulis: Syahrizal Sidik
23/6/2024, 22.09 WIB

Kabar pemutusan hubungan kerja massal karyawan perusahaan e-commerce Tokopedia yang dinaungi Bytedance, belakangan menjadi sorotan. Tak tanggung-tanggung, ada sekitar 450 pegawai yang kena PHK, setara 9% dari seluruh karyawannya. 

Keputusan PHK ini harus diambil manajemen Bytedance, selaku pemegang saham pengendali Tiktok, usai mencaploknya dari PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) di awal tahun ini lantaran ada sejumlah divisi yang saling tumpang tindih. Sehingga, harus dilakukan perampingan. 

Ketua Umum Indonesia Digital Empowering Community (iDiec), Tesar Sandikapura, menuturkan PHK massal ini sebelumnya memang sudah diprediksi sejak awal lantaran ada potensi monopoli bisnis. Bila mengacu pada kebijakan pemerintah Singapura misalnya, kala itu, Uber, perusahaan ride hailing yang mau bangkrut lalu dibeli oleh Grab. Tapi hal itu tidak diperbolehkan karena keduanya bersaing di ceruk bisnis yang sama. 

“Sebenarnya merger Tokopedia dan Tiktok saya sudah prediksi terjadi seperti ini. Dan ternyata prediksi saya benar. Harusnya dari awal pemerintah melihat merger antara Tiktok Shop dan Tokopedia ini tidak boleh,” kata Tesar, Minggu (23/6). 

Tesar juga mengungkapkan, sejumlah dampak ketika kedua perusahaan digabung. Selain PHK, kekhawatiran yang perlu diwaspada soal perlindungan data pribadi para pengguna. Tiktok yang berinduk pada grup Bytedance, merupakan raksasa teknologi asal Tiongkok. Bukan hanya para pengguna atau konsumen Tokopedia saja. Tapi, data-data penting seperti perilaku berbelanja konsumen di Tanah Air hingga tren suatu produk, juga bisa dibaca oleh si pengendali perusahaan. 

Tesar pun meminta, semua pihak segera memikirkan langkah ke depan,setelah PHK ini terjadi. Hal-hal yang dikhawatirkan seperti keamanan data antara pembeli dan penjual, tidak digunakan demi kepentingan asing.

“Jangan sampai dimanfaatkan pihak luar sehingga mereka malah memaksakan produk mereka jadi pemenang di Indonesia. Nah ini yang kita takutkan, pemain lokal jadi kalah,” tutur dia. 

“Regulasi harus benar-benar dipikirkan, jangan sampai kejadian seperti itu terulang lagi sehingga pemain besar semakin kuat dengan dia mencaplok.” 

Bisnis Tumpang Tindih 

Secara terpisah, Direktur Corporate Affairs Tokopedia dan ShopTokopedia Nuraini Razak membenarkan adanya PHK pegawai. "Menyusul penggabungan TikTok dan Tokopedia, kami telah mengidentifikasi beberapa area yang perlu diperkuat dalam organisasi dan menyelaraskan tim agar sesuai dengan tujuan perusahaan," kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (14/6).

"Sebagai hasilnya, kami harus melakukan penyesuaian yang diperlukan pada struktur organisasi sebagai bagian dari strategi perusahaan agar dapat terus tumbuh," Nuraini menambahkan.

Laporan Bloomberg menyebutkan keputusan PHK pegawai Shop Tokopedia terutama akan berdampak pada tim periklanan dan operasional. ByteDance ingin menghilangkan peran duplikat setelah merger TikTok Shop dan Tokopedia. 

Tak pelak, isu PHK ini terus membebani kinerja saham Gojek Tokopedia hingga ambles ke level Rp 50 alias saham gocap. Ditambah lagi, pemberitaan mundurnya para pendiri perusahaan membuat saham GOTO kian terkapar dengan koreksi lebih dari 40% sejak awal tahun yang membuat kapitalisasi pasarnya susut tinggal Rp 60 triliun. 

INFOGRAFIK: Para Founder yang Meninggalkan GoTo (Katadata/ Amosella)