Laba PT Timah Tbk (TINS) Meroket 2.570% di Semester I 2024

Dok. PT Timah Tbk
Sampai dengan semester I 2024, PT Timah Tbk (TINS) mencatat produksi bijih timah sebesar 10.250 ton, naik 32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 7.755 ton.
1/8/2024, 12.13 WIB

Emiten tambang PT Timah Tbk (TINS) untung besar pada semester I 2024 ini. Laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 434,46 miliar. 

Laba tersebut meroket 2.570% secara year on year (yoy) dibandingkan dengan  Rp 16,26 miliar pada 2023. Laba bersih per saham TINS juga naik menjadi Rp 58 dari Rp 2 pada semester I 2023. 

Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan PT Timah Tbk pada semester I 2024 mencapai Rp 5,21 triliun, naik 14,1%  dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 4,56 triliun . 

Secara rinci, kontribusi logam timah ke pendapatan perusahaan naik 20,5% menjadi Rp 4,02 triliun per Juni 2024. Pendapatan dari tin chemical berkontribusi Rp 585,01 miliar sedangkan pendapatan dari bisnis batu bara mencapai Rp 292,95 miliar. Kemudian jasa galangan aspal berkontribusi sebesar Rp 36,40 miliar, real estate Rp 129,17 miliar, serta jasa pengangkutan dan asuransi sebesar Rp 8,8 miliar. 

Terkerek Harga Timah di Pasar Global

Berdasarkan keterangan resmi perusahaan, harga logam timah di London Metal Exchange (LME) melonjak pada semester I 2024, ditutup di harga US$ 33.000 (Rp 486,7 juta) per metrik ton pada akhir Juni 2024. Produksi timah dunia mengalami penurunan akibat terbatasnya pasokan dari Indonesia, Myanmar, dan Republik Demokratik Kongo di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik global, yang mendorong kenaikan harga logam timah.

Menurut CRU Tin Monitor, produksi logam timah dunia pada semester I 2024 diperkirakan turun 6,7% you menjadi 169.800 ton. Sementara itu, persediaan timah di gudang LME pada akhir Juni 2024 berada di posisi 4.770 ton, turun 36% dari awal tahun yang berada di posisi 7.450 ton.

Oleh sebab itu, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS Fina Eliani menyatakan bahwa kondisi tersebut berdampak positif bagi perusahaan. Alhasil, laba bersih perusahaan melejit sebesar 2.570% menjadi Rp 434,46 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Fina juga menyatakan bahwa kinerja keuangan TINS yang positif disebabkan berbagai faktor. Misalnya, perbaikan tata kelola pertambangan dan niaga timah di Indonesia, kenaikan produksi bijih timah, membaiknya harga jual rata-rata logam timah, serta efisiensi yang dilakukan oleh TINS pada semester I 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.

Kemudian, perseroan secara bertahap memperbaiki kinerja operasi produksi dengan menambah jumlah unit tambang darat, membuka lokasi baru, dan meningkatkan jumlah kapal isap produksi yang beroperasi. “PT Timah Tbk tetap fokus pada program efisiensi berkelanjutan di seluruh lini bisnis perseroan.” ujar Fina dalam keterangan resmi, Kamis (1/8).

Produksi Timah Meningkat

Sampai dengan semester I 2024, TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 10.250 ton, naik 32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 7.755 ton. Produksi logam juga meningkat 19% menjadi 9.675 ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8.100 ton. Namun, penjualan logam timah turun 0,1% menjadi 8.299 ton dari tahun lalu 8.307 ton. 

Harga jual rata-rata logam timah sebesar US$ 30.397 per metrik ton, naik 13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 26.828 per metrik ton. Selama kurun waktu tersebut, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 90%, dengan enam negara tujuan utama yaitu Singapura 18%, Korea Selatan 16%, India 13%, Amerika Serikat 10%, Jepang 8%, dan Belanda 6%.

Harga rata-rata logam timah di The LME Cash Settlement Price (CSP) pada semester I 2024 naik 11% menjadi US$ 29.299 per metrik ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 26.301 per metrik ton. Proyeksi harga timah versi Bloomberg berada di kisaran US$ 28.000 – 30.000 per metrik ton.

Demi meningkatkan kinerja operasi produksi, TINS melakukan berbagai upaya, termasuk menambah jumlah unit produksi darat maupun laut serta membuka lokasi baru. Selain itu, beberapa inisiatif strategis dilakukan, seperti meningkatkan sumber daya dan cadangan secara organik maupun anorganik, penambahan alat penambangan, dan digitalisasi proses bisnis untuk mendukung efektivitas operasi perusahaan.

Tak hanya itu, TINS juga akan mengoptimalisasi penambangan dan pengolahan timah primer, serta peningkatan produktivitas dan jumlah unit produksi darat maupun laut melalui percepatan pembukaan lokasi baru. Perseroan juga melakukan efisiensi berkelanjutan di seluruh lini bisnis untuk mencapai target produksi tahun 2024.



Reporter: Nur Hana Putri Nabila